Liputan6.com, Jakarta - Pada 3 Agustus 1492, Kapal Santa Maria, Nina, dan Pinta berangkat dari Palos, Spanyol. Membawa seorang pedagang asal Geona, Italia, Christopher Columbus dalam perjalanan pertamanya menemukan Dunia Baru, hingga menepi tanggal 12 Oktober 1492 di daratan Benua Amerika, persisnya di Bahama.
Namun, Santa Maria hancur pada malam Natal 1492 saat menabrak karang di teluk Caracol, Haiti. Sebanyak 44 anggota ekspedisi Columbus tetap tinggal untuk membentuk koloni pertama di Dunia Baru.
Columbus pulang ke Spanyol dengan menumpang kapal Nina dan membawa serta Pinta. Namun, saat ia kembali pada musim gugur 1493, tak seorang pun awaknya ditemukan hidup-hidup.
Baru-baru ini, diumumkan temuan bangkai kapal di Haiti, yang diyakini adalah Santa Maria. Petualang bawah laut, Barry Clifford, yang memimpin tim yang menemukan dan menginvestigasi objek tersebut mengaku yakin, itu kapal yang membawa Columbus dalam perjalanan pertamanya ke Amerika.
Jika klaim tersebut terbukti, itu akan menjadi salah satu temuan arkeologi paling penting sepanjang sejarah.
Kepada CNN, Clifford mengaku menemukan bangkai kapal di lokasi persis yang menurut Columbus sebagai lokasi Santa Maria karam lebih dari 500 tahun lalu. Terjebak karang di perairan utara Haiti, 10-15 kaki (3-4,5 meter) di bawah air.
Hal yang membuat Clifford yakin bahwa kapal itu Santa Maria adalah keberadaan meriam dengan desain Abad ke-15 yang ditemukan di lokasi temuan.
"Bagi saya ini seperti Gunung Everest-nya bangkai kapal," kata petualang berusia 68 tahun itu, seperti dimuat CNN, Selasa (13/5/2014). "Kapal ini akan mengubah jalannya sejarah manusia."
Uji Arkeologi
Baca Juga
Penjelajahan Columbus dimulai pada Agustus 1492, disponsori Raja Ferdinand II dan Ratu Isabella I.
Pelayaran bertujuan untuk menemukan rute ke barat, ke China, India, dan pulau-pulau penghasil emas dan rempah-rempah di Timur. Namun, tanah pertama yang dilihat para pelaut adalah sebuah pulau di Karibia. Salah satunya Haiti.
Untuk membuktikan, benarkah kapal itu adalah Santa Maria diperlukan upaya para arkeolog untuk mengekskavasi dan memeriksanya. "Kapal tersebut harus melalui proses arkeologi," kata Clifford.
Proses itu mungkin dilakukan, sebab sebagian besar badan kapal masih dalam bentuk semula. Dibutuhkan bantuan dari Pemerintah Haiti untuk melakukannya.
Sejatinya Clifford dan timnya kali pertama kali menemukan dan menyelidiki kapal itu pada 2003. Namun, saat itu, para ahli arkeologi mereka "salah mendiagnosis" meriam yang ditemukan.
Lalu, dua tahun yang lalu, setelah meneliti jenis meriam yang digunakan pada era Columbus, Clifford mendadak terbangun tengah malam, tersadar ia mungkin telah menemukan kapal yang ia cari.
Ia kembali ke 'Santa Maria' dan meneliti. Kesulitan yang mereka hadapi, sejumlah item telah dijarah dari kapal itu selama bertahun-tahun. (Yus)
Advertisement
Baca juga: Ini Bukti Laksamana Cheng Ho Penemu Amerika, Bukan Columbus?Â