Liputan6.com, San Ignacio - Jauh di belantara hutan Belize, Amerika Tengah, terdapat sebuah gua mengerikan. Di dalam liang itu berserakan tengkorak dan kerangka manusia yang berasal dari masa 1.000 tahun lalu. Mereka diyakini korban pengorbanan ritual. Menjadi tumbal.
Ditemukan pada tahun 1989, Actun Tunichil Muknal -- demikian penduduk lokal mengenal gua itu -- sama sekali tak mudah dijangkau. Seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Senin (18/8/2014) para pertualang harus menempuh perjalanan panjang, mengemudi dari San Ignacio, Belize, berjalan satu jam melalui sungai dangkal dan hutan, untuk mencapai mulut gua.
Dari situ, para pengunjung harus berenang menuju gua dan mengarungi sungai sepanjang 1 kilometer, melewati rintangan bebatuan besar dan kamar-kamar gua.
Di ujung dari lika-liku gua, di hamparan tanah basah yang dijuluki "The Cathedral", terdapat 14 kerangka manusia, korban ritual pengorbanan Suku Maya untuk dewa mereka.
Yang paling terkenal adalah kerangka gadis 18 tahun yang dijuluki "The Crystal Maiden". Ia dibaringkan di sebuah kamar gua, yang terpisah dengan jasad-jasad lainnya.
Diyakini, gadis malang tersebut tewas mengenaskan, diduga dihabisi dengan pentungan, di mana dua dari tulang punggung korban patah karenanya.
Jasadnya menyembul dari tanah dalam posisi unik dan mengeras oleh kapur, membentuk lapisan kalsit yang bersinar -- menginspirasi julukannya sebagai 'gadis kristal'.
Sementara itu, usia kerangka lainnya bervariasi, dari 1 tahun hingga diperkirakan 45 tahun. Mayoritas tewas akibat trauma fatal pada kepala. Bahkan ada yang terkoraknya hancur.
Empat dari mereka yang dikorbankan adalah bayi berusia antara 1 dan 3 tahun. Jasad-jasad mungil mereka dijejalkan di celah-celah gua, atau dimasukkan dalam liang yang berada di dekatnya.
Tembikar dan perangkat ritual di dalam gua memudahkan para arkeolog untuk memperkirakan saat ritual pengorbanan manusia itu. Dalam 2 dekade terakhir mereka telah menemukan lebih dari 1.400 fragmen dari masa 250 hingga 909 Masehi -- periode di mana kerajaan 'Maya Klasik' menguasai Mesoamerika.
Benda-benda tersebut terekat kuat oleh kapur di lantai gua dan terawetkan oleh alam -- sama seperti ketika ditinggalkan di sana. Mangkuk-mangkuk kuno memiliki 'lubang pembunuh' yang diduga untuk mengeringkan darah atau memungkinkan roh melarikan diri dari sana.
Maya kuno adalah salah satu peradaban yang paling misterius di dunia. Mereka percaya dunia bawah tanah yang ada di gua-gua adalah rumah bagi para dewa yang mengendalikan hujan dan panen.
Anak-anak belia dan perempuan diyakini sebagai manusia yang murni dan paling diinginkan para dewa. Maka dari itulah mereka dijadikan tumbal untuk mendapatkan keberuntungan kolektif. Setidaknya 5 dari para korban berasal dari kelas bangsawan -- tengkorak mereka diikat dan diratakan, praktek populer di kalangan elit kala itu.Â
Advertisement
Sementara, gua secara tradisional diyakini sebagai pintu masuk ke neraka penuh dengan sungai darah dan kalajengking.
Kini, pengunjung bisa mengakses gua tapi harus didampingi pemandu. Sebuah perjalanan yang berharga ke masa lalu yang suram dan kejam.
"Kau berjalan kaki melalui hutan dan berenang di sungai untuk sampai ke gua, kemudian berjalan melalui sungai bawah tanah, lalu naik ke ruang raksasa di mana bangsa Maya meninggalkan persembahan," kata Jason Yaeger, dosen antropologi University of Texas, San Antonio, seperti dikutip dari situs The Star.
"Pengorbanan manusia, persembahan makanan, tengkorak-tengkorak -- semua masih ada ada di altar, di posisi yang diletakkan Bangsa Maya," kata dia. "Dan Anda akan melihat ceruk kecil di mana seorang gadis dikorbankan 1.200 tahun yang lalu, dan ada kilau kristal seluruh tulang-tulangnya." (Ali)