Video Gurita Kanibal Sedang Memangsa Sesamanya

Para penyelam berhasil merekam video aksi gurita makan gurita di alam liar. Untuk kali pertamanya.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 25 Sep 2014, 15:57 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2014, 15:57 WIB
Gurita kanibal
Gurita kanibal (Credit: Jorge H. Urcera, Cefaparques Project CSIC).

Liputan6.com, Vigo - Gurita, hewan moluska dari kelas Cephalopoda itu sempat jadi perhatian dunia saat 'Paul the Octopus' dengan lihai meramalkan pertandingan sepakbola di Piala Dunia FIFA 2010. Namun, tak cuma soal ramalan yang membuat binatang itu menarik.

Saat berburu mangsa, mereka seringkali berakhir dengan mengunyah sesamanya sendiri. Para penyelam berhasil merekam video aksi gurita makan gurita di alam liar. Untuk kali pertamanya.

Dakam studi terbaru, para peneliti mendeskripsikan 3 kasus kanibalisme pada gurita biasa --Octopus vulgaris-- yang direkam dengan kamera video oleh penyelam di Ria de Vigo, Spanyol. Tepatnya di timur laut perairan Atlantik. Dalam 2 kasus, predator mulai memakan ujung tentakel mangsanya ketika dipergoki manusia.

Satu kasus lainnya, predator sebenarnya punya kesempatan untuk makan mangsa 'normal' mereka. Namun, mereka lebih tertarik dengan yang lain: gurita yang lebih kecil.

Meski para ilmuwan mengetahui bahwa kanibalisme terjadi di antara anggota spesies Octopus vulgaris, dalam kasus awal yang dilaporkan baru diketahui berdasarkan analisis isi perut dan pengamatan laboratorium. Demikian ditulis para peneliti dalam studi yang dipublikasikan 8 September 2014 di Journal of Comparative Psychology.

"Kali ini perilaku mereka dideskripsikan dari observasi langsung di alam liar oleh para penyelam," kata penulis studi Jorge Hernandez-Urcera dari Institute of Marine Research (IIM) di Vigo, Spanyol.

Para peneliti mendokumentasikan 3 kasus kanibalisme pada 11 Desember 2012 pada kedalaman 12 meter, di dasar laut berkarang di Kepulauan Cies, yang merupakan bagian dari National Park of the Atlantic Islands of Galicia (NAPAIG).

Seekor gurita jantan dengan berat sekitar 2,2 kilogram menggunakan tentakelnya untuk mencengkeram gurita yang lebih kecil -- dengan berat sekitar 400 gram -- tanpa karakteristik seksual. "Mangsa itu sudah mati, kulitnya berwarna pucat dan ujung tentakelnya sudah dimakan," kata para peneliti.

Kasus pertama direkam pada 13 Juli 2013 di dasar laut berpasir di kedalaman 18 meter dekat Kepulauan Estelas. Gurita jantan dengan berat yang diperkirakan sama dengan yang pertama sedang membawa gurita seberat 540 gram dalam kantung berbentuk bola -- terbentuk di kulit di antara tentakelnya yang bisa dimelarkan untuk menangkap mangsa.

Penyelam yang menyaksikan kasus tersebut menduga kuat mangsa masih hidup karena ia masih bergerak. Penyelam mengganggu sang predator, yang kemudian melepaskan mangsanya dan melarikan diri. Peneliti mengklasifikasikan kasus ini sebagai 'percobaan kanibal'.

Kasus ketiga tercatat terjadi pada 26 November 2013, pada kedalaman 14 meter dasar laut berkarang di Kepulauan Cies. Kala itu, gurita betina dengan berat hampir 1,8 kilogram membawa gurita seberat 350 gram. Mangsa itu telah mati saat para penyelam memergoki keberadaannya.

Perilaku kanibal pada gurita bisa dikarenakan beberapa sebab. Gurita di penangkaran yang tak dipisahkan, memakan sesama bisa jadi adalah cara untuk mempertahankan teritori mereka. Demikian dungkap salah satu peneliti, Hernandez Urcera.

"Keberadaan teritori di kalangan gurita, bagaimanapun, kontroversial," kata dia,  menambahkan bahwa penelitian telah menunjukkan hasil yang bervariasi pada fenomena ini.

Sementara di alam liar, alasannya lebih beragam: teritorial, kurangnya tersedia mangsa, dan kerentanan gurita jantan dimakan betina yang ukurannya lebih besar.

Namun, para peneliti berpikir, penyebab paling mungkin dari kanibalisme dalam kasus-kasus yang diamati adalah jumlah energi yang lebih tinggi yang diperoleh dari memangsa gurita lain ketimbang kerang. Juga luput dari risiko cangkang tersangkut di alat pencernaan. (Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya