Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pengguna YouTube mengalami masalah kualitas video yang tiba-tiba menurun sampai 144p atau 360p, walau memiliki koneksi internet yang stabil.
Mengutip Android Police, Jumat (21/3/2025), YouTube telah mengonfirmasi masalah ini melalui halaman dukungannya dan sedang menyelidikinya lebih lanjut.
Baca Juga
Jimin BTS Cetak Rekor! Who Menjadi Lagu K-Pop Terlama yang Bertahan di Billboard Hot 100
Buntut Kematian Tragis Kim Sae Ron, Lebih dari 50 Ribu Orang Tanda Tangani Petisi Desak Hukuman untuk Youtuber Pengganggu Privasi Selebriti
Sandri Karamoy Akting Sekaligus Belajar Agama di Sinetron SCTV Para Pencari Tuhan Jilid 18
Masalah ini dilaporkan terjadi pada berbagai perangkat, termasuk iOS, browser di desktop, dan Smart TV. Pengguna yang mencoba meningkatkan kualitas video YouTube ke 1080p atau lebih tinggi justru malah mengalami buffering.
Advertisement
Saat ini, belum ada perbaikan resmi dari YouTube. Namun, laporan terkait gangguan ini mulai bermunculan di situs DownDetector dan halaman bantuan YouTube.
Belum juga jelas seberapa luas dampaknya dan apa penyebab utama gangguan ini.
Sebagai alternatif sementara, pengguna dapat mencoba mengakses YouTube melalui browser web untuk melihat apakah masalah masih terjadi. YouTube akan memberikan pembaruan terkait masalah ini melalui halaman dukungannya.
Meta dan TikTok Protes, YouTube Tak Masuk Larangan Medsos untuk Anak di Bawah 16 Tahun di Australia
Di sisi lain, Australia baru saja mengesahkan aturan ketat soal media sosial, di mana anak-anak berusia di bawah 16 tahun dilarang memakai media sosial.
Namun, ada satu pengecualian yang membuat Meta, TikTok, dan Snap memprotes kebijakan ini, yaitu lantaran YouTube yang tetap boleh diakses oleh mereka di bawah 16 tahun.
Mengutip Engadget, Jumat (7/3/2025), Pemerintah Australia menganggap YouTube sebagai alat edukasi penting, sehingga tak masuk dalam larangan ini, meskipun sebelumnya YouTube diperkirakan bakal ikut kena blokir.
Keputusan ini muncul setelah laporan dari eSafety Commissioner Australia bulan lalu menunjukkan bahwa YouTube adalah platform favorit bagi remaja usia 13-15 tahun.
Hampir 75 persen dari para remaja masih aktif menggunakan platform ini di 2024. Meski begitu, anak di bawah 16 tahun hanya bisa mengakses YouTube jika terdaftar dalam akun keluarga dengan pengawasan orang tua.
Keputusan ini membuat beberapa raksasa teknologi geram. Direktur kebijakan publik TikTok untuk Australia dan Selandia Baru, Ella Woods Joyce, menyebut langkah ini tidak masuk akal.
Sementara itu, Meta menuduh pemerintah Australia kurang transparan dalam mengambil keputusan dan menyebut aturan ini bertentangan dengan tujuan awalnya, melindungi anak muda di dunia digital.
Advertisement
Apakah YouTube akan Kena Imbas?
Aturan larangan medsos untuk anak di bawah 16 tahun ini dijadwalkan mulai berlaku akhir tahun ini.
Dengan tekanan dari berbagai perusahaan teknologi besar, masih harus dilihat apakah YouTube akan tetap dikecualikan atau akhirnya ikut masuk dalam daftar larangan.
