Indonesia Beri Beasiswa untuk Guru Madrasah di Filipina

Sebanyak 47 guru dari madrasah di Filipina mendapatkan beasiswa pendidikan di beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 09 Feb 2015, 18:33 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2015, 18:33 WIB
Anies Baswedan
Anies Baswedan (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Manila - Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah melakukan perjanjian kerjasama dalam peningkatan mutu pendidikan dan ketrampilan para pelajar sekolah madrasah di wilayah Mindanau, Filipina Selatan. Hal itu dilakukan dalam pertemuan bilateral antara Pemerintah Filipina dengan Pemerintah Indonesia di Istana Kepresidenan Malacanang, Manila.

Dalam perjanjian tersebut, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah, akan memberi bantuan teknis untuk pengembangan mutu pendidikan bagi para tenaga pengajar sekolah madrasah di wilayah Mindanau, yang hampir seluruhnya beragama Islam.

"Indonesia dalam hal ini ‎ingin memberikan uluran tangan kepada pihak Filipina. Pertama adalah bagaimana madrasah-madrasah di Filipina Selatan di Mindanau, bangsa Moro itu bisa meningkatkan kualitasnya dengan cara guru-gurunya kita beri beasiswa dari pemerintah Indonesia. Kita sekolahkan di perguruan-perguruan tinggi di Indonesia," ujar Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemendikbud Ananto Kusuma Seta di Manila, Senin (9/2/2015).

Dia mengatakan, sampai saat ini, sebanyak 47 guru dari madrasah-madrasah di Filipina Selatan telah mendapatkan beasiswa pendidikan di beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Selain memberikan pendidikan ditingkatkan sekolah tinggi, Ananto juga mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia juga memberikan pendidikan kejuruan bagi para grup tersebut untuk meningkatkan kemampuan dalam mengajar.

"Indonesia memberikan bantuan di dalam penguatan bahasa Arab bagi guru-guru di Mindanau Selatan, termasuk juga adalah penguatan dalam bidang IT. Kita harapkan kualitas pendidikan madrasah di Mindanau Selatan bisa meningkat," ujar Ananto.

Menurut dia, kegiatan belajar mengajar madrasah di kawasan Mindanau berbeda dengan madrasah di Indonesia, yakni belum banyak memasukkan unsur-unsur pluralitas dan inklusivitas dan menghargai perbedaan dalam berkeyakinan. Dengan banyaknya guru-guru yang disekolahkan di Indonesia, ia berharap, mereka dapat belajar dari tradisi masyarakat Indonesia yang kebih menghargai perbedaan dengan sesama penganut agama lain.

"Budaya yang didapat di sini akan ditularkan ke sekolah-sekolah di Mindanau Selatan. Dengan demikian akan tercipta generasi baru di Filipina Selatan yang menghargai orang, plural, inklusif. Kita harapkan lama kelamaan mendorong perdamaian yang ada di Filipina Selatan," tandas Ananta. (Riz)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya