Liputan6.com, Tel Aviv - Paus Fransiskus pada Sabtu (21/12/2024) mengutuk pengeboman anak-anak di Gaza dan menyebutnya sebagai aksi kekejaman.
Kemudian, Israel pada Sabtu (21/12) menuding Paus Fransiskus menerapkan "standar ganda" setelah pimpinan Vatikan itu menyebut serangan udara Israel di Gaza yang menewaskan tujuh anak dari satu keluarga sebagai "kekejaman."
Advertisement
Baca Juga
"Pernyataan Paus sangat mengecewakan karena tidak mencerminkan konteks dan fakta sebenarnya dari perjuangan Israel melawan terorisme sejak 7 Oktober 2024," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Israel, dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (22/12).
Advertisement
"Cukup dengan standar ganda dan tindakan mengasingkan negara Yahudi dan rakyatnya."
Badan penyelamat pertahanan sipil Gaza telah melaporkan bahwa serangan udara Israel menewaskan 10 anggota keluarga pada Jumat (20/12) di bagian utara wilayah Palestina, termasuk tujuh anak. Hal itu mendapat perhatian Paus.
Paus Fransiskus lalu mengutuk pengeboman anak-anak di Gaza tersebut.
"Kemarin mereka tidak mengizinkan Patriark [Yerusalem] memasuki Gaza seperti yang telah dijanjikan. Kemarin anak-anak dibom. Ini adalah kekejaman, bukan perang," ujar Paus kepada anggota pemerintahan Takhta Suci.
"Saya ingin mengatakannya karena ini menyentuh hati saya," imbuh Paus.
"Kekejaman adalah teroris yang bersembunyi di balik anak-anak saat mencoba membunuh anak-anak Israel; kekejaman adalah menahan 100 sandera selama 442 hari, termasuk bayi dan anak-anak, oleh teroris dan menyiksa mereka," merujuk pada militan Hamas Palestina yang menyerang Israel dan menyandera orang-orang pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza," papar pernyataan Israel.
"Sayangnya, Paus memilih untuk mengabaikan semua ini," kata kementerian Israel.