Liputan6.com, Virginia - Pria penembak 2 jurnalis saat tengah siaran langsung di televisi negara bagian Virginia mengirimkan pesan melalui faks ke kantor redaksi ABC News. Berisi ungkapan yang meracau, menyebut dirinya sebagai 'human powder keg' atau 'tong penuh bubuk mesiu'.
Awalnya, seorang pria yang mengaku sebagai Bryce Williams memang telah beberapa minggu terakhir bercerita dan mengirim faks berisi informasi. Namun ia tak pernah mengatakan akan bercerita apa.
ABC News menguraikan, pada Rabu 27 Agustus 2015 pukul 8.26 sesuai dengan waktu mesin faks -- 2 jam setelah penembakan, diterima sebuah pesan tertanda si pengirim bernama Bryce Williams.
Advertisement
Tak lama setelah pukul 10.00, pria bernama Bryce menelepon lagi. Saat itu ia juga mengatakan nama aslinya adalah Vester Lee Flanagan dan menceritakan dia telah menembak 2 orang. Tak lama kemudian ia menutup telepon, dan pihak ABC News segera menghubungi pihak berwenang serta memberikan lembaran faks dari si penembak.
Dalam dokumen 23 halaman yang diterima ABC News, tertulis "My Name Is Bryce Williams" dan dituliskan nama aslinya adalah Vester Lee Flanagan II. Lalu diuraikan pemicu pembantaian hari itu adalah reaksinya terhadap rasisme pada penembakan Gereja Charleston.
Si penulis faks tersebut mengatakan ia mengalami perlakuan rasisme dan homofobia di tempat kerja. Dia pun menyatakan bahwa ia terinspirasi pada kasus-kasus penembakan akibat si pelaku diejek dan dihina oleh lingkungannya.
Salah satu kasus yang menjadi sumber inspirasinya adalah kasus penembakan di SMA Columbine di Colorado pada 1999. Dalam insiden itu 13 murid tewas tertembak.
"Why did I do it? I put down a deposit for a gun on 6/19/15. The Church shooting in Charleston happened on 6/17/15…"
“What sent me over the top was the church shooting. And my hollow point bullets have the victims’ initials on them."
Dia juga mengatakan bahwa serangan di sebuah gereja di Charleston, South Caroline yang menewaskan sembilan jemaat dan pastor kulit hitam Juni lalu membuatnya sangat marah.
"The church shooting was the tipping point…but my anger has been building steadily...I’ve been a human powder keg for a while…just waiting to go BOOM!!!!"
BBC memberitakan, Sheriff di Franklin County Bill Overton mengatakan bahwa lembaran faks yang dikirim ke ABC kini digunakan oleh penyelidik.
Pada hari yang sama setelah penembakan 2 jurnalis AS, Gedung Putih mengatakan bahwa serangan ini menunjukkan perlunya ada pengendalian senjata api yang lebih ketat.
Dua orang yang tewas dalam serangan tersebut adalah reporter WDBJ7 Alison Parker dan juru kamera Adam Ward.
Alison tengah melakukan wawancara langsung dengan seorang bintang tamu tentang turisme pada Rabu 26 Agustus di kota Moneta, tempat terjadinya insiden.
Tiba-tiba terdengar tembakan dan para penonton melihat kamera jatuh ke lantai. Terdengar juga teriakan dan kamera sempat menunjukkan sekilas sosok penembak. Siaran pun diambil alih kembali ke studio -- dilanjutkan dengan kabar duka kematian dua kolega mereka.
Beberapa jam kemudian, si penembak 2 jurnalis ASÂ mengunggah rekaman dirinya menembak dalam jarak dekat ke internet. Rekaman-rekaman ini kemudian dihapus.Â
Vester Flanagan, yang dipecat oleh stasiun televisi tempat korbannya bekerja, WDBJ7, kemudian ia bunuh diri dalam pengejaran polisi.Â
Tamu yang diwawancara, Vicki Gardner dari Kamar Dagang Industri Daerah Smith Mountain Lake dilaporkan dalam kondisi stabil setelah menjalani operasi bedah.
Manajer stasiun televisi Jeff Marks mengatakan, "Saya tak bisa mengungkapkan bagaimana mereka sangat dicintai."
Menurut Marks, Flanagan adalah "pria yang tidak bahagia" dan tak menyenangkan, ia bahkan dikawal keluar dari gedung WDBJ7 setelah dipecat pada 2013.
Pada Rabu malam, perwakilan keluarga Flanagan menyampaikan permohanan maaf dan ungkapan bela sungkawa. "Turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga Alison Parker dan Adam Ward. Doa kami untuk keluarga korban dan keluarga besar stasiun televisi WDBJ," ungkap mereka melalui sebuah pernyataan.
Presiden Barack Obama pun angkat bicara, mengulang lagi permintaannya atas pengendalian senjata api yang lebih ketat setelah serangan tersebut. Ia juga menyatakan bela sungkawa untuk para korban dan kerabat serta keluarga yang ditinggalkan. (Tnt/Rie)