Sekjen PBB dan Kanselir Jerman Kecam Teror Paris

Sementara Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa ia sangat terguncang oleh serangkaian serangan di Paris.

oleh Rinaldo diperbarui 14 Nov 2015, 07:03 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2015, 07:03 WIB
Kanselir Jerman Angela Merkel
Kanselir Jerman Angela Merkel

Liputan6.com, New York - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk serangan teroris di Kota Paris, Prancis, yang disebutnya keji.

"Dia menuntut pembebasan segera individu yang banyak dilaporkan sedang disandera di Teater Bataclan," kata juru bicara Ban dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Sabtu (14/11/2015).

Tak hanya Ban, Wali Kota New York Bill de Blasio juga mengecam serangan itu. Dia menyatakan waspada dan siap untuk setiap serangan potensial yang mungkin dilakukan terhadap AS. Dia yakin teror di Paris adalah serangan yang terkoordinir.

"Setiap kali kita melihat serangan seperti ini merupakan pengingat bahwa kita harus selalu bersiap dan waspada," kata de Blasio.

Di lain pihak, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa ia sangat terguncang oleh serangkaian serangan di Paris.

"Saya sangat terguncang oleh berita dan gambar dari Paris. Pikiran saya di jam ini dengan korban apa yang tampaknya menjadi serangan teroris serta dengan keluarga mereka dan semua orang di Paris," kata Merkel dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintah Jerman dalam kontak dengan pemerintah Prancis. Pesan simpati dan solidaritas dari rakyat Jerman telah diteruskan," ucap Merkel.

Sedangkan Sekjen NATO Stoltenberg mengatakan aliansinya akan berdiri dengan Prancis. "Terorisme tidak akan pernah mengalahkan demokrasi," ia menegaskan.

Teror yang mengguncang Kota Paris ini sebelumnya juga mendapat perhatian khusus Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Dia mengecam aksi yang dilancarkan kelompok teror tersebut.

"Serangan ini sebuah upaya yang sangat keterlaluan untuk meneror warga sipil tak berdosa," ucap Obama seperti dikutip The Guardian, Sabtu (14/11/2015).

Dia juga mengatakan Amerika akan melakukan apa pun untuk membawa teroris ke pengadilan. Namun begitu, Obama mengatakan belum menghubungi Presiden Prancis Francois Hollande terkait serangan ini. (Ado/Nda)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya