Bulan Purnama 'Dingin' Langka Bakal Hiasi Natal Setelah 38 Tahun

Kehadirannya di saat hari Natal merupakan fenomena yang langka dan hanya terjadi sekali sejak 1977. Ia akan hadir lagi pada 2034.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 24 Des 2015, 19:42 WIB
Diterbitkan 24 Des 2015, 19:42 WIB
Indahnya Bulan Purnama di Beberapa Negara
Bulan purnama tampak cantik saat berada di kuil Yunani Kuno di Cape Sounion, 65 km dari Athena (AFP PHOTO/ARIS Messinis)

Liputan6.com, Maryland - Natal tahun 2015 akan hadir fenomena alam yang spesial. Dalam pernyataan NASA, Bulan Purnama akan muncul menerangi Natal sepanjang dini hari pada 25 Desember 2015.

Dilansir Daily Mail, Kamis (24/12/2015) Bulan Purnama yang muncul di hari Natal ini tergolong biasa saja. Namun, kehadirannya di saat hari Natal merupakan fenomena yang langka dan hanya terjadi sekali sejak 1977.

Bulan purnama Desember disebut Full Cold Moon karena hanya terjadi di awal musim dingin.

"Ini merupakan Bulan Purnama yang menghiasi Natal pertama kali sejak sekitar 34 tahun lalu. Fenomena bulan purnama bertepatan saat Natal terjadi pada 1977. Fenomena berikutnya baru akan muncul pada 2034," tulis NASA dalam pernyataannya.

"Saat Natal juga, pesawat luar angkasa milik NASA juga tepat mengelilingi orbit Bulan. Siapkan teropong, mungkin tepat pesawat kami tertangkap oleh perangkat kalian," tulis ahli luar angkasa, Nancy Neal Jones dari NASA Goddard Space Flight Center di blog-nya.

Menurut NASA, fenomena di Desember ini merupakan bulan purnama terakhir yang terjadi setiap tahunnya. Kalender pertanian di Amerika menyebutnya dengan nama Bulan Purnama Dingin atau Bulan Purnama Sepanjang Malam.

Dianggap bulan purnama terlama karena malam di bulan Desember merupakan yang terpanjang dan tergelap. Bahkan, sepanjang bulan ini musim dingin datang lebih cepat.

Sepanjang Desember, Bulan berada di atas cakrawala untuk waktu yang lama. Bulan terlihat lebih terang, karena memiliki lintasan tinggi di langit, berlawanan dengan Matahari yang rendah.

"Ketika kita melihat Bulan, perlu ingat bahwa Bulan lebih dari sekadar tetangga angkasa,"  kata John Keller, juga dari NASA.

"Sejarah geologi Bulan dan Bumi sangat erat, sehingga Bumi akan menjadi planet yang berbeda secara dramatis tanpa Bulan," imbuh Keller.

Tahun 2015 merupakan tahun istimewa bagi Bulan. Termasuk penampakan fenomena supermoon dan gerhana Bulan pada September lalu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya