Liputan6.com, Baltic Sea - Dua pesawat jet tempur Rusia melakukan simulasi serangan dekat kapal perang pembawa penghancur misil di Laut Baltik. Insiden itu, menurut militer AS, terjadi pada Selasa 12 April 2016.
Menurut tentara AS yang tengah bertugas di kapal destroyer, manuver tersebut merupakan interaksi sangat agresif.
Sehari sebelumnya, jet tempur Sukhoi SU-24, juga terbang dekat kapal destroyer AS. Sangat dekat hingga membuat gelombang di permukaan air. Burung besi itu melakukan 11 kali manuver.
Advertisement
Kendati demikian, pesawat perang Rusia itu tak membawa senjata.
Baca Juga
Helikopter milik Rusia, KA-27 Helix juga terbang rendah mengitari USS Donald Cook sebanyak 7 kali, sambil mengambil foto. Teritori Rusia terdekat dari kapal induk itu sekitar 128 nautikal kilometer di kantong Kalingrad yang terletak di antara Lithuania dan Polandia.
"Kami mencoba menghubungi pesawat Rusia itu lewat radion, namun tak ada jawaban," kata salah seorang tentara AS yang tak ingin disebut identitasnya, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (14/4/2016). Ia juga menambahkan kapal induk AS berada di perairan internasional.
Ini bukan kali pertama pesawat Rusia terbang rendah dekat AS di tahun 2016. Pada awal Januari, jet tempur Rusia Su-27 terbang mendekat pada jarak hanya 4,5 meter dari pesawat pengintai Amerika RC-135U yang terbang di wilayah udara internasional.
Para pejabat militer juga mengatakan kepada media AS, bahwa jet Rusia terbang di sepanjang sisi kanan pesawat pengintai AS dan kemudian membelok tajam ke kanan, yang mempengaruhi pengendalian pesawat AS.
Juru bicara militer AS mengeluarkan sejumlah foto dan video yang memperlihatkan insiden itu. Salah satu fotonya menunjukkan SU-24 terlihat mendekat, terbang sangat rendah di atas Donald Cook.
Insiden itu mengingatkan pada Perang Dingin, ketika sejumlah aksi manuver yang akhirnya membawa perjanjian bilateral untuk menghindari interaksi berbahaya di laut.
Perjanjian itu ditandatangi pada 1972 oleh Sekretaris Angkatan Laut AS, John Warner dan Admiral Sergei Gorshkov.
Isi perjanjian itu melarang 'simulasi serangan dekat dengan kapal induk, melakukan aerobatik di atas kapal, dan menjatuhkan obyek berbahaya dekatnya.'
"Insiden ini... sangat tidak konsisten dengan norma profesional operasi militer di perairan dan udara internasional," kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest.
Senada dengan Gedung Putih, Komandan Militer AS di Eropa dalam pernyataannya mengatakan, "AS akan secara resmi menggunakan jalur diplomatik atas interaksi ini. Insiden itu bisa berpotensi menaikkan tensi antar negara dan memungkinkan kesalahan kalkulasi berakibat luka serius hingga kematian."
Sementara itu, menurut Russian Today, pihak Rusia belum mau berkomentar mengenai insiden tersebut.
Berikut rekaman detik-detik manuver jet Rusia di atas destroyer AS.