Liputan6.com, Pyongyang - Pemerintah Korea Utara akhirnya menguak keadaan sistem kereta bawah tanah yang terdapat di Pyongyang untuk disaksikan oleh dunia -- meski banyak yang tak yakin, semuanya disajikan secara jujur.
Pemandangan yang mungkin tak pernah disaksikan oleh negara di luar Korut tersebut, dipersilahkan untuk diabadikan reporter asing.
Baca Juga
Kegiatan yang diatur oleh tur milik pemerintah tersebut, bertujuan untuk menandai kongres pertama Partai Buruh Korea Utara setelah vakum selama 36 tahun.
Advertisement
Biasanya, warga negara asing tak dapat memasuki lokasi kereta bawah tanah. Namun, saat ini Pyongyang telah membuka tur terbatas untuk media asing.
Dikutip dari Daily Mail, Minggu (8/5/2016), dulunya stasiun bersejarah tersebut juga berfungsi sebagai bunker nuklir.Â
Seperti apa penampakannya? Simak rangkaian foto berikut ini:
Foto-foto di atas menunjukkan aktivitas pengguna moda transportasi massal itu. Ada dua jenis kereta, baik model terbaru maupun lama yang diimpor pada tahun 1999.
Di dalam foto yang dipersilahkan untuk diabadikan oleh wartawan asing tersebut, terlihat beberapa aktivitas warga seperti ibu-ibu yang mengenakan pakaian tradisional sedang menunggu kereta mereka tiba.
Lukisan dinding sang 'Dear Leader' Kim Jong-il yang sedang tersenyum terpampang di dinding di ujung tangga.
Selain itu, nampak sebuah skuadron wanita berseragam lengkap terlihat sedang berpatroli di sekitar stasiun pusat Ibu Kota Korea Utara, Pyongyang.
Pemandangan warga, baik orang dewasa maupun anak-anak, yang menggunakan kereta bawah tanah pun dapat dilihat. Dari foto-foto tersebut, juga menampakkan bagaimana penduduk Korea Utara berpakaian.
Dalam foto-foto itu juga terlihat para warga menggunakan eskalator, membaca koran, serta membawa troli belanja.
Sistem kereta bawah tanah Pyongyang, memiliki dua jalur dan 16 buah stasiun. Selain itu, subway tersebut merupakan yang paling dalam di dunia.
Dipersilahkannya para wartawan asing untuk mengabadikan momen langka tersebut bertujuan untuk menandai kongres pertama Korea Utara setelah hampir empat dekade tak diadakan.
Kongres yang diadakan pada 6 Mei 2016 tersebut, dihadiri oleh ribuan delegasi dari berbagai daerah Korea Utara yang mendatangi ibukota Pyongyang.
Semua perhatian tertuju pada pidato Kim Jong-un yang dianggap akan banyak membawa perubahan di negaranya. Setiap detail dari ucapannya dicermati dengan baik, terutama hal-hal yang menyangkut perubahan kebijakan ataupun pertukaran anggota elite pemerintah.
Pertemuan itu diduga diadakan untuk membicarakan kelanjutan dari program nuklir Korut yang memang menjadi proyek Kim Jong-un dalam upaya meningkatkan 'tajinya'.