Mesir: Ada Potensi 'Serangan' Teroris di EgyptAir yang Hilang

Berbagai spekulasi muncul terkait hilangnya EgyptAir MS804, termasuk dugaan adanya serangan teroris.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Mei 2016, 13:17 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2016, 13:17 WIB
Egypt Air
Berbagai spekulasi muncul terkait hilangnya EgyptAir MS804, termasuk dugaan adanya serangan teroris.

Liputan6.com, Kairo - Belum sempat menyelesaikan misinya menerbangkan penumpang dari Bandara Charles de Gaulle ke Bandara Kairo, pesawat EgyptAir dengan nomor penerbangan MS804 yang mengangkut 66 orang dilaporkan hilang kontak di atas Laut Mediterania.

Di tengah upaya pencarian yang masih berlangsung dan melibatkan sejumlah negara seperti Yunani dan Mesir, berbagai spekulasi pun berkembang terkait dengan kondisi pesawat jet bermesin ganda itu, termasuk kemungkinan serangan teroris atas MS804.

 



Teori itu diungkapkan oleh Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathi. Meski disebutnya masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan, namun ia sendiri mengungkapkan pernyataan yang mengarah adanya kemungkinan serangan teroris.

"Kemungkinan MS804 mendapat serangan teror lebih tinggi daripada adanya kesalahan teknis," ujar Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathi seperti dikutip The Guardian, Jumat (20/5/2016).

Terkait dengan pesawat EgyptAir yang hilang, Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi telah memerintahkan militer untuk menempuh semua langkah yang diperlukan dalam upaya menemukan puing-puing pesawat. Demikian pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Mesir.

Media AS, NY Times, menyebutkan dalam laporannya, pesawat EgyptAir itu tersentak keras ke kiri, lalu ke kanan, berputar-putar sebelum akhirnya jatuh dari ketinggian 28.000 kaki dan keberadaannya pun hilang dalam radar menara pengawas udara Mesir.

Di tengah kesimpang-siuran tersebut, muncul laporan lain yang dirilis media Yunani, Greek TV bahwa puing pesawat EgyptAir MS804 telah ditemukan di dekat Pulau Karpathos, Yunani. Namun selang beberapa jam, laporan tersebut dibantah oleh pihak maskapai EgyptAir.

Pilot dan co-pilot MS804 dilaporkan keduanya memiliki catatan lebih dari 9.000 jam terbang. Seorang pejabat Departemen Dalam Negeri Mesir mengatakan, itu membuktikan keduanya adalah penerbang berpengalaman. Mereka juga tidak memiliki afiliasi politik apapun.

Pesawat EgytAir MS804 yang hilang merupakan jenis Airbus A320-232 buatan tahun 2003. Pesawat jenis ini umumnya memiliki masa pemakaian 30 atau 40 tahun dan selama ini tidak terindikasi memiliki kesalahan teknis. Data yang diperoleh dari Flightradar24 melaporkan, burung besi itu telah memiliki 48.000 jam terbang.

Hilangnya MS804 merupakan peristiwa kedua dalam tujuh bulan terakhir yang memukul dunia penerbangan Mesir. Sebelumnya, sebuah pesawat Rusia dilaporkan jatuh setelah ditembak teroris di Sinai.

Insiden ini telah menimbulkan sejumlah pertanyaan serta spekulasi tentang keselamatan dan keamanan penerbangan Mesir. Tak hanya itu, prosedur keamanan dan penerbangan di Bandara Charles de Gaulle juga dipertanyakan.




Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya