Maut di Brexit 'Brebes Exit' Disorot Dunia

Jatuhnya korban jiwa yang bertepatan dengan momen mudik Lebaran di Brexit 'Brebes Exit' mendapat perhatian dari dunia luar.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Jul 2016, 19:10 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2016, 19:10 WIB
Brebes Exit atau Brexit disorot media asing. (Berbagai Sumber)
Brebes Exit atau Brexit disorot media asing. (Berbagai Sumber)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia imbas kemacetan di Brexit (Brebes Exit) atau pintu tol Brebes di Jawa Tengah dalam tiga hari yakni 3-5 Juli 2016. Jatuhnya korban jiwa yang bertepatan dengan momen mudik Lebaran mendapat perhatian dari dunia luar.

Beberapa media asing menyoroti kasus kematian menjelang Lebaran tersebut.

Media Inggris Daily Mail, yang Liputan6.com kutip Jumat (8/7/2016), mengangkat lalu lintas mengular di pintu keluar tol di Brebes, Jawa Tengah yang dikenak dengan sebutan Brexit. Laman tersebut memberikan tajuk "Is this the world's worst traffic jam? Fifteen motorists die in three days after getting caught in gridlock at Indonesian junction... named BREXIT" mengangkat kisah itu dengan.

Sementara situs dari Negeri Ratu Elizabeth lainnya, Metro.co.uk, melaporkan korban jiwa itu terjadi sebelum Hari Raya Idul Fitri. Di mana mereka -- sopir dan penumpang --pingsan akibat cuaca panas ekstrem.

Ribuan kendaraan terjebak kemacetan di pintu tol Brebes Timur, Jawa Tengah, Minggu (3/7). Seluruh 8 gardu tol di pintu keluar Brebes Timur pun dioperasikan dan diperkiran puncak arus mudik pada hari hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laman yang menggunakan judul artikel "15 people have died in traffic jam at Brexit junction", juga mengangkat upaya Kementerian Kesehatan yang mendirikan pelayanan medis darurat untuk para pengendara untuk menghindari kenaikan korban.

Sementara situs berita Asia, Channel News Asia, dengan tajuk "12 die in giant Indonesian traffic jam: Official" memberitakan bahwa korban berjatuhan akibat kemacetan parah.

Media lokal menyebut korban jiwa kecelakaan di Brebes ada 13 orang, sementara situs asing menyebut ada 15 orang.

Menurut Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Achmad Yurianto, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab pemudik meninggal dunia, yakni kelelahan dan kekurangan cairan yang dapat berdampak fatal.

Apalagi pada kelompok rentan anak-anak, orang tua, pemudik dengan penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, dan jantung, dapat meningkatkan risiko.

"Ditambah lagi kondisi kabin kendaraan yang relatif sempit serta tertutup dengan pemakaian AC terus-menerus akan menurunkan oksigen serta naiknya CO2," jelas Yurianto.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya