Simulasi Pilot MH370 di Samudera Hindia, Indikasi Bunuh Diri?

Data alat tersebut menunjukkan sengaja digunakan untuk berlatih terbang di area Samudera Hindia selatan, beberapa hari sebelum MH370 raib.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 29 Jul 2016, 13:44 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2016, 13:44 WIB
Pilot MH370 Bajak Pesawat Sebagai Protes Vonis Anwar Ibrahim?
Kapten Zaharie Ahmad Shah (News.com.au)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Fakta baru dari hasil penyelidikan tim MH370 terkuak. Menurut keterangan dari pihak berwenang Australia, mereka menyatakan telah mengonfirmasi data dari flight simulator atau alat simulasi penerbangan milik pilot maskapai Malaysia Airlines, Zaharie Ahmad Shah.

Dari data alat tersebut menunjukkan sengaja digunakan untuk berlatih terbang di area Samudera Hindia sebelah selatan, beberapa hari sebelum pesawat Malaysia Airlines itu lenyap.

Laporan dari hasil penemuan yang menunjukkan kapten diduga berlatih menabrakkan pesawat, muncul dalam dokumen polisi rahasia pekan lalu.

Meski pihak berwenang Australia telah mengkonfirmasi data, mereka bersikeras itu tidak membuktikan bahwa Kapten Zaharie Ahmad Shah sengaja menjatuhkan pesawat.

"Seseorang telah menggunakannya untuk berlatih terbang di bagian selatan Samudra Hindia," dikonfirmasi Bersama Badan Pusat Koordinasi Australia, yang mengawasi pencarian pesawat lepas pantai barat Australia.

Pihak Negeri Kanguru menyebut bahwa adanya rute di flight simulator, tak serta merta membuktikan Kapten Shah sengaja merencanakan untuk mengarahkan pesawat keluar jalur. Data tersebut hanya menunjukkan 'kemungkinan perencanaan' serangan tersebut.

Sejauh ini Kepala Kepolisian Malaysia, Khalid Abu Bakar tidak mengonfirmasi apapun. Ia mengatakan penyelidikan tersebut tak akan disimpulkan sampai kotak hitam -- perekam suara kokpit dan perekam data -- bisa dipulihkan.

"Kami tidak bisa memastikan apa pun. Temuan apapun sekarang tidak konklusif sampai kita memulihkan kotak hitam, yang akan memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Jika tidak, segala sesuatu yang lain adalah spekulatif," ucap Khalid Abu Bakar.

Menteri Transportasi Malaysia, Liow Tiong Lai bersikeras pada Rabu 27 Juli bahwa tak ada bukti untuk membuktikan Kapten Shah sengaja berlatih untuk mencelakai pesawat MH370 yang dipilotinya.

Awal pekan ini, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull juga menolak untuk memberikan rincian tentang temuan data di simulator. Ia mengatakan itu urusan Malaysia, yang memimpin penyelidikan kapal terbang nahas tersebut.

"Aku hanya mencatat informasi simulator ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan atau sangat mungkin bahwa kapten merencanakannya, tapi ia tak memberitahu kita lokasi pesawat," kata Turnbull.

Memicu Kebingungan

Temuan data di flight simulator itu memicu kebingungan, sejak New York Magazine melaporkannya pekan lalu. Mereka memberitakan bahwa analisis FBI menunjukkan perangkat Shah telah melakukan simulasi penerbangan ke Samudera Hindia selatan, kurang dari sebulan sebelum pesawat lenyap bersama seluruh penumpangnya di rute yang sama.
 
Majalah itu mengutip penemuan tersebut sebagai bukti kuat, bahwa hilangnya MH370 adalah tindakan terencana bunuh diri massal di tangan sang kapten.

Sebelum MH370 itu raib, Kapten Zaharie Ahmad Shah dilaporkan tengah bermasalah dengan pernikahannya.

Pada 2014, istri dan putri Kapten Shah mengatakan pilot 53 tahun itu kerap menyepi dan menolak permohonan untuk menghadiri sesi konseling pernikahan.

Tiga pekan setelah mereka berpisah, pesawat itu dilaporkan hilang di Samudera Hindia selatan. Beberapa peneliti menyarankan itu merupakan suatu strategi yang disengaja dan putus asa oleh Shah.

Kepala polisi Khalid Abu Bakar mengatakan polisi Malaysia tidak pernah menyerahkan dokumen atau informasi kepada otoritas di luar negeri, termasuk FBI. Namun, Menteri Transportasi Malaysia menegaskan bahwa dua tahun lalu Malaysia sedang bekerja dengan FBI untuk menganalisis data dari hard drive simulator tersebut.

MH370 yang ditumpangi oleh 239 orang itu menyimpang dari jalur penerbangan seharusnya, dari Kuala Lumpur ke Beijing pada tanggal 8 Maret 2014. Hingga kini kapal terbang tersebut belum ditemukan.

Teori konspirasi pun muncul, mulai dari rencana bunuh diri yang disengaja oleh salah satu pilot, pembajakan, hingga alasan mekanik.

Sampai saat ini, tim pencari belum menemukan puing utama dari pesawat. Meski sudah dilakukan penyisiran bawah air di lepas pantai barat Australia.

Pekan lalu, pejabat dari Malaysia, Australia dan China mengumumkan bahwa pencarian di bawah air akan ditangguhkan setelah area pencarian saat ini telah benar-benar rampung disisir.

Kru pencarian mengatakan area pencarian tinggal 3.900 mil persegi dari total 46.300 mil persegi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya