Remaja Brasil Lebih Menyukai Pokemon Go Dibanding Olimpiade Rio

Pokemon Go membuat taman-taman di Rio yang tadinya sepi karena angka kriminal tinggi, kini berubah jadi ramai.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 14 Agu 2016, 21:05 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2016, 21:05 WIB
Remaja Brasil Lebih Menyukai Pokemon Go Dibanding Olimpiade Rio
Remaja Brasil Lebih Menyukai Pokemon Go Dibanding Olimpiade Rio (Reuters)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Lupakan saja pertandingan bola voli pantai, sepak bola bahkan tennis. Apalagi diskusi tentang olahraga itu. Ternyata, Pokemon Go lebih menarik di mata remaja Brasil dibandingkan Olimpiade Rio yang digelar di negara mereka sendiri.

Ratusan remaja itu terlihat menghabiskan waktu di taman Rio de Janeiro, Sabtu 13 Agustus 2016, bukan membicarakan soal Olimpiade, melainkan asyik menunduk memandang ponsel berburu monster Pokemon. Permainan itu yang diluncurkan 2 hari sebelum Olimpiade telah membuat remaja Brasil tergila-gila.

"Saya pergi menonton pertandingan Brasil lawan Swedia. Namun, setelah ada Pokemon Go, saya mulai kehilangan minat menonton Olimpiade," kata seorang murid bernama Laurdes Drummond, seperti dilansir dari venturebeat, Mingggu (14/8/2016).

Permainan itu telah membius orang di seluruh dunia, tak terkecuali Brasil.

Menurut perusahaan layanan ponsel terbesar ketiga di Brasil, Claro, ada 2 juta pengguna mengunduh Pokemon Go khusus di wilayah Rio saja, sejak permainan itu dirilis pada 3 Agustus lalu.

Menurut eksekutif perusahaan itu, lebih dari pengguna berada di dalam atau dekat lokasi Olimpiade untuk berburu monster Pokemon.

Bahkan, para atlet pun tak ketinggalan. Atlet senam dari Jepang, Kohei Uchimura, mendownload permainan itu saat ia tiba di Brasil sebelum Pokemon Go resmi di Negeri Samba tersebut. Ia nyaris menghabiskan US$ 5.000 hanya untuk biaya telepon internasional akibat Pokemon Go.

Untungnya, Uchimura mendapatkan 2 medali emas dan menjadi pria pertama yang melakukan gerakan back-to-back dengan sempurna sepanjang 40 tahun dalam sejarah olahraga senam sedunia.

"Tak ada yang minat menonton Olimpiade di sini," kata pengamat sosial, Joao Carlos Barssani yang ia sendiri mencari Pokemon.

"Saat ada seseorang berteriak 'aku ketemu satu monster!', yang lain segera berlari ke arahnya," ujarnya kemudian.

Kendati bukan permainan olahraga yang memerlukan kekuatan fisik, setidaknya Pokemon Go membuat remaja 'angkat bokong' dari rumah, berjalan mencari monster.

"Tadinya aku lebih suka di rumah, tapi sejak ada Pokemon Go, tiap kali diminta ibuku ke toko, aku siap sedia," kata Rafael Moura Barros.

Barssani juga mengatakan permainan ini mengubah pemakaian taman umum di Brasil yang memiliki angka kriminal tinggi. Orang sekarang ramai menggunakan taman-taman yang dahulu ditinggalkan karena takut kejahatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya