35 Tahun di Rumah Sakit Jiwa, Penembak Presiden Reagan Bebas

Pembunuh gagal Presiden Ronald Reagan bebas setelah 35 tahun dinyatakan tidak waras.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 11 Sep 2016, 14:25 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2016, 14:25 WIB
35 Tahun di Rumah Sakit Jiwa, Penembak Presiden Reagan Bebas
Penembak Presiden AS, John Warnock Hinckley Jr keluar dari RS Jiwa St. Elizabeth (Reuters)

Liputan6.com, Washington, DC - 69 Hari setelah Ronald Reagan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat, ia menjadi sasaran pembunuhan oleh seseorang bernama John Warnock Hinckley Jr. Namun upaya tersebut tak berjalan mulus.

Hinckley yang kala itu masih berusia 25 tahun, gagal membunuh Presiden AS ke-40 itu. Sebab luka tembak yang dialami Reagan tak fatal, dokter juga berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di dadanya dengan cepat.

Insiden mendebarkan yang terjadi pada tanggal 30 Maret 1981 bermula saat Reagan meninggalkan Hotel Hilton Washington, DC, bersama Sekretaris Pers Gedung Putih James Scott Brady, agen Secret Service Timothy McCarthy, dan perwira polisi District of Columbia Thomas Delahaney.

Tiba-tiba saja, rombongan tersebut ditembaki. 

Penembakan Presiden Ronald Reagan (Wikipedia)

Meski bikin dunia heboh dengan upayanya membunuh orang nomor satu di AS, Hinckley lolos dari jeruji besi.

Pada Juni tahun yang sama, para juri memutuskan terdakwa tak bersalah dengan alasan mengalami gangguan kejiwaan. Maka John Hinckley Jr diberikan perawatan kejiwaan, alih-alih dipenjara seumur hidup. Vonis kontroversial tersebut membuka peluang baginya untuk hidup di luar rumah sakit jiwa.

Dan, benar... pada Sabtu 10 September 2016, juru bicara Departemen Kesehatan Jiwa di District Columbia, John Hinckley Jr menjadi salah satu pasien yang dinyatakan sembuh total dan boleh pulang kembali ke masyarakat setelah mendekam 35 tahun di rumah sakit jiwa St. Elizabeth.

 

Penembakan Presiden Ronald Reagan (Wikipedia)

Hakim federal pada akhir Juli lalu mengatakan Hinckley tak lagi membahayakan bagi dirinya maupun masyarakat. Pria 61 tahun itu berhak hidup selamanya di rumah ibunya di Williamsburg. Demikian seperti dilansir News.com.au, Minggu (11/9/2016).

Menghirup udara bebas seperti masyarakat biasa membuat Hinckley wajib bekerja atau berkegiatan volunter setidaknya 3 hari seminggu. Selama di rumah sakit ia bekerja di rumah makan.

Kendati bebas, Hinckley wajib mengikuti terapi. 6 bulan pertama ia akan dikunjungi oleh psikiatri selama 2 kali sebulan dan wajib hadir dalam sesi grup terapi.

Pada tahun 2011, Hinckley mendapat surat izin mengemudi. Namun, setelah bebas, ia hanya boleh berkendara 30 mil di seputaran kota Williamsburg. Ia boleh keluar kota sepanjang 80 km asalkan ditemani oleh keluarga atau pekerja sosial.

Pun dengan kebebasan lainnya juga terbatas. Ia tak diperbolehkan minum alkohol dan menggunakan narkoba.

Dia boleh menggunakan internet tapi terbatas. Hinckley tidak diperbolehkan mencari informasi tentang kejahatannya termasuk korban. Ia tak boleh punya akun Facebook, Twitter, Instagram, YouTube atau LinkedIn tanpa izin. Namun, ia diperbolehkan mengikuti pemilu presiden November mendatang.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya