Terumbu Karang Raja Ampat Rusak, Ini Kerugian yang Diderita RI

Kemenko Bidang Kemaritiman membeberkan sejumlah kerugian yang diderita Indonesia akibat kerusakan terumbu karang di Raja Ampat.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 17 Mar 2017, 14:38 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2017, 14:38 WIB
20170313- Terumbu Karang Raja Ampat-AFP Photo
Kondisi terumbu karang di perairan Raja Ampat, Papua, Senin (13/3). Terumbu karang di perairan tersebut rusak akibat dihantam kapal pesiar Inggris, Caledonian Sky saat berlayar hingga wilayah perairan yang surut di Raja Ampat. (AFP Photo/Bakamla)

Liputan6.com, Jakarta - Hancurnya terumbu karang di Raja Ampat akibat ulah dari Kapal MV Caledonia Star ternyata menciptakan kerugian begitu besar. Hal itu disampaikan Deputi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Arif Havas.

Menurutnya kerugian tak hanya dari segi finansial dan ekosistem saja. Namun cakupannya sangat luas.

"Faktornya banyak sekali kerugian aktual, kemudian biota yang mati, ekosistem di kawasan itu dan keanekaragaman hayati di kawasan itu (turut terdampak)," jelas Havas di kantor Kemenko Kemaritiman, Jumat, (17/3/2017).

"(Lalu) kehilangan karena tidak ada pariwisata di situ, masyarakat setempat kehilangan income, berapa ongkos untuk regenerasi terumbu karangnya, setahun, lima tahun, dua puluh tahun banyak faktor kita ingin hati-hati," sambung dia.

Karena itu, Havas mewanti-wanti agar publik bersabar untuk mengetahui jumlah pasti berapa kerugian materil dari insiden ini.

"Jangan sampai kita menyebutkan angka karena tekanan publik, (kalau) ternyata angka itu tidak sesuai dengan kondisi di lapangan (bagaimana?)," tegas dia.

Untuk memastikan kerugian yang diderita secara keseluruhan akibat rusaknya terumbu karang di Raja Ampat, Havas memastikan pengerjaan ini tidak cuma menggandeng satu pihak saja. Namun akan melibatkan banyak pihak.

"Jangan pakai deadline, kita ingin cermat saja, makanya kita undang beberapa pakar dari LIPI, dari IPB ada pakar evaluasi juga nanti. Mereka lah yang memberikan assessment," tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya