Khotbah Paskah, Paus Fransiskus Kutuk Serangan Bom di Suriah

Dalam khotbah Hari Raya Paskah, Paus Fransiskus mengutuk serangan mematikan yang ditujukan pada rombongan bus pengungsi di Suriah.

oleh Citra Dewi diperbarui 16 Apr 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2017, 21:00 WIB
Paus Fransiskus
Paus Fransiskus saat merayakan Paskah di St Peter's Square (AP/Andrew Medichini)

Liputan6.com, Vatikan - Dalam khotbah Hari Raya Paskah, Paus Fransiskus, mengutuk serangan mematikan yang ditujukan pada rombongan bus pengungsi di Suriah. Hal itu disampaikannya di depan ribuan peziarah yang berkumpul di St Peter's Square di Vatikan.

Paus Fransiskus mengatakan, pengeboman yang menewaskan lebih dari 100 orang di dekat Aleppo itu merupakan serangan keji terbaru atas pengungsi yang mencoba melarikan diri.

Selain itu, dalam khotbahnya ia juga berbicara soal perlawanan terhadap terorisme dan korupsi.

"Semoga (Tuhan) dengan cara tertentu, mempertahankan upaya bagi mereka yang aktif bekerja untuk membawa kesembuhan dan kenyamanan kepada penduduk Suriah, martir Suriah, yang menjadi korban perang yang tak berhenti menebar ketakutan dan kematian," ujar Paus Fransiskus seperti dikutip dari BBC, Minggu (16/4/2017).

"Paskah bukan merupakan perayaan dengan banyak bunga. Ini memang indah, tapi (Paskah) bukan tentang ini, itu lebih dari ini," ujar Paus Fransiskus merujuk beberapa jenis bunga yang diatur rapi menuju tangga gereja seperti dilansir NBC New York.

Pada perayaan Natal 2016, Paus Fransiskus juga menyebut soal Suriah. Pria kelahiran 17 Desember 1936 itu menyinggung mereka yang menghadapi kelaparan, bahaya yang harus dihadapi dalam rute migrasi, dan pengeboman di sejumlah kota-kota Suriah seperti Aleppo.

Dalam Misa tersebut, Paus Fransiskus mengatakan bahwa Natal telah disandera oleh materialisme dan membutuhkan lebih banyak kerendahan hati.

"Mari kita membiarkan diri kita ditegur oleh anak-anak dunia saat ini, yang tidak berbaring di sebuah pondok dengan belaian kasih sayang dari ibu dan ayah, melainkan tempat terlantar yang menelan kehormatan: bersembunyi di bawah tanah untuk kabur dari pemboman, pada trotoar di kota besar, di bagian bawah perahu yang sarat dengan imigran," ujar Paus Fransiskus pada Misa Natal 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya