Cantiknya Kampung Tunawisma di Skotlandia

Di sebuah desa kecil di Skotlandia, terdapat rumah-rumah kayu khusus untuk orang-orang yang tidak punya alamat tetap.

diperbarui 04 Jun 2018, 06:54 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2018, 06:54 WIB
Kampung tunawisma di Skotlandia. (AFP)
Kampung tunawisma di Skotlandia. (AFP)

Edinburgh - Skotlandia menggagas proyek perumahan untuk warga tunawismaSocial Bite Village, demikian mereka menyebutnya.

Di sebuah desa kecil itu terdapat rumah-rumah kayu, khusus untuk orang-orang yang tidak punya alamat tetap.

Seperti dikutip dari DW, Minggu (3/6/2018), tempat tesebut hampir seperti lokasi liburan. Di sana para tunawisma juga mendapat bantuan makan dan minum gratis -- dibayar oleh para pendukung gerakan bantuan tersebut.

Para tunawisma mendapat rumah kayu yang kecil, tapi rapih dan cantik. Ada 20 unit yang bisa mereka tinggali secara cuma-cuma untuk jangka waktu 12 sampai 18 bulan. Selama masa itu, yayasan mencoba menemukan pekerjaan dan rumah sewa bagi para tunawisma. Kampung ini terletak di Kota Edinburgh di kawasan Granton.

Setiap rumah sudah lengkap. Ada kamar tidur yang dikombinasikan dengan dapur terbuka dan kamar mandi. Selain itu ada pula peralatan dan ada televisi. Bukan rumah berperlengkapan mewah, tapi semuanya sudah cukup dan memadai.

Rumah-rumah di sana terbuat dari kayu yang berasal dari hutan yang dikelola secara "berkelanjutan". Dinding luarnya setebal 25 centimeter akan menjamin penghuni tidak kedinginan di musim dingin.

Ruang untuk tidur memang tidak besar, tapi cukup nyaman. Ukurannya disesuaikan seefektif mungkin untuk rumah seluas itu. Semuanya diperhitungkan untuk menghemat tempat.

Social Bite dibuat untuk membantu para tunawisma agar mampu hidup mandiri lagi. Para penggagasnya juga membantu para tunawisma dalam mencari pekerjaan. Targetnya, para tunawisma dalam waktu 18 bulan sudah bisa punya tempat sendiri lagi.

Penggagas Social Bite Village adalah Josh Littlejohn. Dia ingin membantu warga tunawisma agar bisa mendapat pekerjaan lagi dan mampu menyewa rumah sendiri. Proyek ini bisa menjadi contoh untuk kota-kota lain, tidak hanya di Eropa.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya