Di Pertemuan ASEAN - AS, RI Dorong Solusi Dua Negara pada Isu Palestina-Israel

Indonesia meyakini solusi dua negara menjadi cara untuk merealisasikan perdamaian dan meredam konflik yang terjadi di Palestina dan Israel.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2018, 16:35 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2018, 16:35 WIB
KTT ke-6 ASEAN-AS di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis, 15 November 2018 (sumber: Kantor Kesekretariatan Presiden)
KTT ke-6 ASEAN-AS di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis, 15 November 2018 (sumber: Kantor Kesekretariatan Presiden)

Liputan6.com, Singapura - Indonesia meyakini bahwa two state solution atau solusi dua negara menjadi satu-satunya cara untuk merealisasikan perdamaian sekaligus meredam konflik yang terjadi di Palestina dan Israel.

Hal itu kembali ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam kesempatannya menyampaikan pandangan dalam KTT ke-6 ASEAN-AS di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis, 15 November 2018.

"Untuk mencapai perdamaian yang berkeadilan dan abadi hanya ada satu jalan, yaitu perdamaian berdasarkan two state solution," kata Jokowi dalam KTT ASEAN-AS, seperti dikutip dari rilis resmi Kantor Sekretariat Presiden, Kamis (15/11/2018).

Bagi Indonesia sendiri, isu Palestina merupakan hal krusial bagi diplomasi perdamaian yang dijalankan Indonesia di dunia internasional. Penyelesaian isu tersebut dipandang penting sebagai upaya menciptakan stabilitas tidak saja di Timur Tengah, tapi juga bagi dunia.

Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo mendorong seluruh pihak, termasuk ASEAN dan AS, untuk memberikan perhatian ekstra bagi isu perdamaian antara Palestina dan Israel dengan memperhatikan asas keadilan dan perdamaian abadi serta berlandaskan solusi dua negara.

 

Simak video pilihan berikut:

RI Dorong ASEAN - AS Jalin Kerja Sama Ekonomi Menguntungkan

KTT ke-6 ASEAN-AS di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis, 15 November 2018 (sumber: Kantor Kesekretariatan Presiden)
KTT ke-6 ASEAN-AS di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis, 15 November 2018 (sumber: Kantor Kesekretariatan Presiden)

Hubungan kerja sama antara ASEAN dan Amerika Serikat yang telah terjalin selama ini sangatlah produktif bagi kedua pihak. Nilai perdagangan dan investasi keduanya juga meningkat dari tahun ke tahun.

Saat memberikan pernyataan pada KTT ke-6 ASEAN-AS di Suntec Convention Centre, Singapura, pada Kamis, 15 November 2018, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kerja sama ASEAN dan Amerika Serikat selama ini lebih dari sekadar perhitungan surplus dan defisit perdagangan.

"Kerja sama ASEAN-AS bukanlah zero sum game, tapi saling menguntungkan, win-win. Nilai kerja sama ekonomi kita lebih dari sekadar surplus dan defisit perdagangan," kata Jokowi, seperti dikutip dari rilis resmi Kantor Sekretariat Presiden, Kamis (15/11/2018).

Selama satu dekade terakhir, ekspor barang dan jasa Amerika Serikat ke ASEAN meningkat kurang lebih 81 persen. Aktivitas perdagangan itu telah menciptakan lebih dari 550 ribu lapangan pekerjaan di Amerika Serikat dan lebih dari 3.000 perusahaan Amerika Serikat beroperasi di negara-negara ASEAN.

"Sebaliknya, investasi ASEAN di Amerika Serikat juga meningkat 1.000 persen. Dari USD2,3 miliar di tahun 2004 menjadi lebih dari USD26 miliar di tahun 2015," ungkap Presiden.

Lebih jauh, Presiden Jokowi menerangkan bahwa ekonomi ASEAN diperkirakan akan tumbuh sebanyak 5 persen tiap tahunnya. Dengan itu, ASEAN akan menjadi ekonomi terbesar keempat dunia di tahun 2050 setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Melihat hal itu, Presiden mengajak Amerika Serikat untuk memperkuat kerja sama ekonominya dengan negara-negara ASEAN sebagaimana yang telah terjalin baik selama ini.

"Untuk itu, marilah kita perkuat sistem perdagangan yang telah kita bangun bersama yang bebas, adil, dan inklusif," ujarnya.

Menurutnya, masing-masing pihak tidak dapat berpaling dari pendekatan dan kerja sama ini. Hubungan dan kerja sama yang telah berjalan terbukti membawa kemajuan bagi seluruh pihak: rakyat ASEAN dan Amerika Serikat, serta masyarakat dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya