Liputan6.com, Caracas - Presiden Venezuela Nicolás Maduro mengumumkan pada Kamis 21 Februari 2019 malam bahwa ia menutup perbatasan dengan Brasil, terkait krisis bantuan kemanusiaan asing yang terus memanas.
Dalam sebuah siaran televisi, Maduro mengatakan bahwa ia juga mempertimbangkan untuk menutup perbatasan dengan Kolombia, guna menghentikan upaya oposisi dalam mendistribusikan bantuan ke rakyat Venezuela.
Dikutip dari BBC pada Jumat (22/2/2019), Maduro menyangkal adanya krisis dan menyebut rencana pengiriman bantuan itu sebagai intervensi yang diatur Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Baca Juga
Didampingi oleh Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez, dan komandan militer top lainnya, Maduro mengumumkan bahwa perbatasan dengan Brasil akan ditutup "sepenuhnya dan mutlak" mulai pukul 20.00 waktu setempat, hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Maduro juga menambahkan: "Saya tidak ingin mengambil keputusan seperti ini, tetapi saya sedang mengevaluasinya, penutupan total perbatasan dengan Kolombia."
Dia mengatakan pengiriman bantuan adalah bagian dari upaya yang dipimpin AS untuk menggulingkan pemerintahannya, dan merebut cadangan minyak Venezuela.
Sementara itu, pemerintah sayap kanan Brasil Presiden Jair Bolsonaro adalah salah satu yang mengakui Juan Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela, selama menunggu digelarnya pemilu ulang.
Juru bicara kepresidenan Brasil, Jenderal Otávio Régo Barros mengatakan pada hari Selasa --dengan koordinasi AS-- bahwa makanan dan obat-obatan akan tersedia di kota perbatasan Pacaraima, untuk dikumpulkan oleh "truk-truk Venezuela yang dipimpin pejabat presiden sah Juan Guaido, dan dikendarai oleh penduduk lokal".
"Brasil mengambil bagian dalam inisiatif internasional yang penting ini, untuk mendukung pemerintah Guaido dan rakyat Venezuela," tambah Jenderal Barros.
Simak video pilihan berikut:
Oposisi Terus Berupaya Mendistribusikan Bantuan
Di saat bersamaan, sebagaimana dikutip dari The Guardian, pemimpin oposisi Juan Guaido memimpim konvoi ke perbatasan Kolombia dari ibu kota Caracas.
Perkelahian pecah dan gas air mata ditembakkan ketika konvoi kendaraan oposisi sempat dihentikan oleh pasukan keamanan Venezuela di sebuah jalan dekat Mariara, sebelah barat Caracas.
Namun, hal itu berhasil direndam dan konvoi pun melanjutkan perjalannya menuju perbatasan Kolombia, tempat di mana Guaido dan sekutunya mengupayakan masuknya bantuan makanan dan obat-obatan.
Guaido mengatakan 600.000 relawan telah mendaftar untuk membantu membawa bantuan ke negara itu pada akhir pekan lalu.
Venezuela sebelumnya menutup perbatasan laut dan udara dengan Curacao, sebuah pulau Karibia milik Belanda di lepas pantai utara, yang direncanakan untuk menampung bantuan AS.
Sejauh ini, militer Venezuela telah memblokir pengiriman bantuan dari AS dan para sekutunya, agar tidak melintasi perbatasan dengan Kolombia.
Meskipun menyangkal adanya krisis kemanusiaan, Maduro mengumumkan pada pekan ini bahwa 300 ton bantuan akan dikirim ke Venezuela dari sekutunya, Rusia.
Lebih dari tiga juta rakyat Venezuela telah melarikan diri dalam beberapa tahun terakhir, ketika negara itu bergulat dengan hiperinflasi dan kekurangan hal-hal penting, seperti makanan dan obat-obatan, kata PBB.
Nicolás Maduro, yang telah berkuasa sejak 2013, menuai kritik tajam dari berbagai pihak di dalam dan luar negeri, karena dinilai telah membuat ekonomi Venezuela jatuh ke dalam jurang.
Advertisement