Liputan6.com, Caracas - Sebuah pesawat angkatan udara milik Rusia telah mendarat di bandara utama Venezuela. Jet Ilyushin 62 dengan nomor ekor RA-86496 diparkir di Bandara Internasional Simon Bolivar, ibu kota Caracas, pada Senin 24 Juni 2019.
Nomor ekor terdaftar ke jet angkatan udara Rusia, menurut situs web Flightradar24. Nomor itu juga cocok dengan pesawat militer yang tiba pada bulan Maret, lapor Al Jazeera dikutip Selasa (25/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Tiga bulan lalu, langkah serupa telah memicu perang kata antara Amerika Serikat dan Rusia. Sebagaimana diketahui, Moskow mendukung Presiden Venezuela Nicolas Maduro, sementara AS dan puluhan negara lain mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido.
Dia telah menyatakan diri sebagai predien et interim sejak Januari lalu, menyebut pemilu tahun lalu tidak sah.
Saat pesawat angkatan udara Rusia mendarat di Venezuela pada Maret lalu, 100 tentara dan pejabat pertahanan Rusia turut serta. Washington menyebutnya sebagai hal yang "gegabah" dilakukan oleh Moskow di negara Amerika Latin yang tengah bergejolak itu.
Presiden ASÂ Donald Trump saat itu segera memerintahkan Rusia untuk memindahkan semua pasukan dari Venezuela. Moskow menepis tuduhan, mengatakan pesawat-pesawat itu hanya membawa spesialis yang melayani kontrak penjualan senjata.
Adapun AS saat ini telah menjatuhkan sanksi terhadap Venezuela, yang disebut Rusia telah melukai para warga sipil. Moskow juga memperingatkan Washington untuk tidak menggunakan kekerasan.
Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), sekitar  empat juta Venezuela  - hampir 15 persen dari populasi, telah meninggalkan negara itu untuk menghindari krisis ekonomi dan politik.
Simak pula video pilihan berikut:
Pemimpin Oposisi Temui Komisaris PBB
Sementara itu, pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido menemui Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet pada Jumat, 21 Juni 2019.
Dikutip dari laman Voice of America Bachelet bertemu Guaido di Caracas pada hari terakhir kunjungannya ke Venezuela dan dijadwalkan bertemu secara terpisah dengan Maduro sebelum ia meninggalkan negara itu.
Kepada wartawan setelah pertemuan itu, Guaido mengatakan, kunjungan Bachelet akan membawa solusi bagi konflik yang sedang melanda Venezuela. Ia juga mengutarakan bahwa Komisaris Tinggi PBB itu akan meninggalkan dua delegasi di negara tersebut.
Guaido mengatakan tim Bachelet akan menyelidiki masalah yang terkait dengan kurangnya makanan dan obat-obatan di negara itu. Mereka juga akan memeriksa tuduhan-tuduhan bahwa pemerintah Presiden Maduro telah melanggar hak asasi manusia sewaktu menindak oposisi.
Sejauh ini kampanye lima bulan Guaido untuk menggulingkan Presiden Maduro belum berhasil, meskipun Guaido diakui sebagai presiden Venezuela yang sah oleh Presiden Amerika Donald Trump dan sekitar 50 pemimpin dunia lainnya.
Advertisement