Liputan6.com, Jakarta - Peringatan akan bahaya bila melihat langsung dengan mata telanjang saat gerhana matahari terjadi sudah kerap kita dengar. Mengapa demikian?
Salah satunya adalah karena radiasi yang keluar dari Matahari dapat merusak retina mata. Demikian dilansir dari National Geographic, Rabu (3/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Namun Anda tak perlu khawatir, karena ada cara mudah dan aman untuk melihat gerhana matahari total tanpa berdampak langsung pada mata.
Ketika seluruh piringan matahari benar-benar tertutup oleh bayangan bulan. Saat itulah cara yang paling aman melihatnya dengan mata telanjang.
Selain itu, gunakan filtering sun glasses atau kacamata yang mempunyai pelindung khusus. Jangan menggunakan kaca mata hitam, kamera film, dan kamera filter atau yang biasa digunakan dalam bidang fotografi.
Namun bagi Anda yang ingin bisa melihat fenomena langka ini, bisa gunakan teleskop atau teropong dengan melapisi bagian depan teleskop menggunakan filter mylar. Yaitu lembaran plastik berlapis alumunium. Begitu dilapisi pada teleskop, matahari akan terlihat berwarna biru dan putih baja.
Dalam metode proyeksi lubang jarum atau pin hole, caranya siapkan 2 lembar kertas atau karton. 1 kertas dilubangi dengan jarum, lalu arahkan lubang tersebut ke arah matahari dan tangkap bayangan cahaya matahari pada kertas pertama menggunakan kertas kedua.
Pada 2 Juli 2019, gerhana matahari total dilaporkan akan muncul di langit Samudera Pasifik, Chili, dan Argentina. Sayangnya, fenomena langit ini tidak bisa dilihat di Indonesia.
Peristiwa gerhana matahari total ini hanya bisa dilihat di daerah Amerika, mulai dari La Serena di Cile sampai bagian selatan Buenos Aires di Argentina.
Gerhana Matahari Total 2 Juli 2019
Pada 2 Juli 2019, gerhana matahari total dilaporkan akan muncul di langit Samudera Pasifik, Chile, dan Argentina. Sayangnya, fenomena langit ini tidak bisa dilihat di Indonesia.
Peristiwa gerhana matahari total ini hanya bisa dilihat di daerah Amerika, mulai dari La Serena di Chile sampai bagian selatan Buenos Aires di Argentina.
Baca Juga
Sedangkan puncak gerhana akan terjadi saat langit Indonesia sudah gelap karena malam hari.
Menurut laporan CNN yang dikutip Selasa (2/7/2019), jika Anda tak bisa menyaksikan langsung gerhana matahari total itu, fenomena tersebut bisa dilihat melalui live streaming atau tayangan langsung yang disediakan oleh Exploratorium Museum San Fransisco dari National Science Foundation's Cerro Tololo Observatory di Chile.
Live streaming akan dimulai pukul 00.23 waktu Pasifik dilanjutkan dengan paparan informasi dari ahli dan ilmuwan NASA pada pukul 01.00 waktu Pasifik.
Indonesia memiliki perbedaan waktu 11 jam, jadi fenomena ini bisa dilihat pada 3 Juli sekitar pukul 02.00 hingga 03.00 WIB. Sejumlah media asing menyiarkan detik-detik terbentuknya gerhana matahari total itu via live streaming.
Selain Exploratorium Museum San Fransisco, The European Southern Observatory (ESO) juga menayangkan live streaming di La Silla Observatory, dekat gurun Atacama di Chile.
Detik-Detik Fase
Menurut informasi yang beredar, gerhana sebagian dimulai pada pukul 16.55 UTC atau Selasa 2 Juli pukul 23.55 WIB.
Gerhana matahari total dimulai pada 3 juli pukul 01.01 WIB dan puncaknya terjadi pada 3 Juli 2019 pukul 02.22 WIB.
Gerhana matahari total akan berakhir pada 3 Juli 2019 pukul 03.44 WIB, sedangkan gerhana matahari sebagian berakhir pada 3 Juli 2019 pukul 04.50 WIB.
Advertisement
Live Streaming Detik-Detik Gerhana Matahari Total
Berikut ini daftar link situs penyedia live streaming yang bisa Anda gunakan untuk menikmati fenomena gerhana matahari total.
Klik di sini...