Liputan6.com, Pennsylvania - Hari ini, pada 2006, drama penyanderaan berujung penembakan terjadi di sekolah West Nickel Mines Amish, Pennsylvania, AS. Seorang pria bernama Charles Carl Robert IV melakukan penembakan dan membunuh lima siswi serta melukai lima siswa lainnya.
Setelah itu ia mencoba menodongkan senjata yang digunakan ke dirinya sendiri untuk bunuh diri.
Charles yang merupakan seorang pengemudi truk susu berusia 32 tahun, memasuki suatu ruangan di sekolah sekitar pukul 10.30 waktu setempat, dengan membawa senjata, amunisi, serta peralatan lainnya. Dia meminta para siswa meninggalkannya bersama sejumlah siswi yang disandera.
Advertisement
Polisi langsung dihubungi terkait penyanderaan itu. Ketika mereka tiba di gedung sekolah beberapa saat kemudian, Charles membarikade pintu sekolah dengan papan yang dibawanya dan mengikat para sandera.
Tak Punya Gangguan Mental dan Catatan Kriminal
Charles berbicara singkat dengan istrinya melalui telepon seluler dan mengatakan bahwa dia marah kepada Tuhan atas kematian bayi perempuannya pada 1997. Dia juga mengatakan kepadanya bahwa dia telah melecehkan dua anak perempuan, 20 tahun sebelumnya dan memiliki fantasi tentang pelecehan anak-anak lagi.
Sekitar pukul 11.00 waktu setempat, Charles berbicara dengan operator 911 dan mengatakan jika polisi tidak pergi, dia akan mulai menembak. Beberapa detik kemudian, dia menembak lima siswi.
Ketika pihak berwenang menyerbu gedung sekolah, Charles menembak kepalanya sendiri.
Charles yang sebenarnya adalah ayah dari tiga anak, tidak memiliki riwayat kriminal atau riwayat penyakit mental. Selain itu, keluarganya tidak tahu apa-apa tentang klaimnya bahwa ia telah mencabuli dua kerabat perempuan muda.
10 hari setelah penembakan, Amish merobohkan gedung sekolah dan akhirnya membangun yang baru di dekatnya.
Selain itu, sejarah yang sama pada 2 Oktober 2009, yakni Badan Kebudayaan PBB atau Unesco menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Dan pada tanggal 2 Oktober 1919, di Gedung Putih di Washington, D.C., Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson menderita stroke besar yang membuatnya lumpuh sebagian di sisi kirinya dan secara efektif mengakhiri karir kepresidenannya.
Reporter: Windy Febriana
Advertisement