Liputan6.com, Washington DC- Jumlah kasus tertularnya Virus Corona sudah mencapai 3.000 kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Sebagian besar terjadi di China, dengan jumlah kematian yang dilaporkan mencapai 80 orang, hingga Senin (27/1/2020).
Seorang analisis perang biologis asal Israel, membagikan perkiraannya, mengenai asal Virus Corona yang ditularkan melalui hewan mematikan dan menyebar ke seluruh dunia, yang kemungkinan berasal dari sebuah laboratorium di kota Wuhan, yang berhubungan dengan program senjata biologis rahasia China, seperti dikutip dari The Washington Times, Senin (27/1/2020).
Adalah Dany Shoham, seorang mantan perwira intelijen militer Israel yang mempelajari perang biologis China. The Washington Times pun membagikan pendapat yang disampaikan oleh Dany Shoham tentang asal Virus Corona.
Advertisement
Memegang pangkat letnan kolonel, Dany Shoham merupakan seorang analis senior intelijen militer Israel untuk perang biologis dan kimia di Timur Tengah dan di seluruh dunia sejak 1970 hingga 1991. Ia meraih gelar doktor dalam bidang mikrobiologi medis.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Belum Ada Bukti Kuat
Saat ditanyakan mengenai kemungkinan bocornya Virus Corona, Dany Shoham mengatakan, "Pada prinsipnya, infiltrasi virus keluar mungkin terjadi baik karena kebocoran atau karena infeksi tanpa disadari di dalam ruangan dari seseorang yang biasanya keluar dari fasilitas yang bersangkutan."
"Ini bisa menjadi kasus dengan Institut Virologi Wuhan, tetapi sejauh ini tidak ada bukti atau indikasi untuk kejadian tersebut," ungkap dia.
Advertisement
China Membantah
China dikabarkan telah membantah akan adanya kepemilikan senjata biologis yang sensitif.
Pihak berwenang di China juga menyampaikan bahwa mereka tidak tahu asal mula Virus Corona, yang telah menewaskan sedikitnya 80 orang dan menginfeksi ribuan orang.
Dalam sebuah pernyataan kepada salah satu media pemerintah setempat, tanda-tanda awal indikasi virus baru tersebut dilaporkan berasal dari hewan liar yang dijual di pasar makanan hewan laut di Wuhan, menurut Gao Fu, Direktur Chinese Center for Disease Control and Prevention.