12-6-1962: 3 Narapidana Kabur dari Penjara Alcatraz Pakai Sendok

Alcatraz yang menampung sekitar 270 narapidana kakap, terkenal dengan tingkat keamanannya yang tinggi berkat struktur bangunan, serta isolasi mereka dari daratan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Jun 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2020, 06:00 WIB
Alcatraz, yang pernah dijadikan pulau penjara pada masa lalu
Alcatraz, yang pernah dijadikan pulau penjara pada masa lalu (Credit: National Park Service)

Liputan6.com, California - Tiga tahanan kabur dari penjara Alcatraz, California hanya bermodalkan sendok dan alat rakitan buatan sendiri pada 12 Juni 1962, tepat 58 tahun lalu.

Frank Lee Morris dan dua saudara lelakinya, Clarence dan John Anglin, semuanya dihukum karena perampokan bank, melarikan diri dari penjara di tengah pulau yang terkenal di San Francisco Bay.

Ketiganya bisa melarikan diri dari penjara yang terkenal dengan tingkat keamanannya sangat tinggi, demikian dikutip dari laman BBC, Jumat (12/6/2020).

Sipir yang bertindak mengatakan bahwa mereka meletakkan kepala boneka -- terbuat dari kertas toilet dan rambut asli -- di tempat tidur mereka untuk mengelabui petugas penjara yang melakukan inspeksi malam hari.

Mereka kemudian membuka bagian belakang sel mereka dengan sendok yang tajam, merangkak keluar dan ke atap melalui saluran ventilasi, memanjat pipa ke tanah lalu berjalan ke pantai pulau.

Para pejabat penjara mengatakan, mereka menggunakan rakit darurat kayu apung dan jas hujan yang dijahit bersama untuk membuat ponton guna melayang menjauh dari Alcatraz.

Tahanan terkenal

Setidaknya 100 tentara bersenjata telah bergabung dengan polisi militer dalam perburuan mereka bertiga, terpidana yang mengenakan seragam penjara biru. Polisi telah memperingatkan anggota masyarakat untuk tidak mendekati mereka.

Pulau Alcatraz hanya berjarak 1,6 km dari daratan. Tapi perairan Teluk San Francisco berbahaya dan sangat dingin dan jika mereka jatuh ke air, ada sedikit peluang untuk bertahan hidup.

Alcatraz yang menampung sekitar 270 narapidana kakap, terkenal dengan tingkat keamanannya yang tinggi berkat struktur bangunan, serta isolasi mereka dari daratan.

Simak video berikut ini:

Sejarah Lain

Indira Gandhi, wanita pertama yang menjadi Perdana Menteri India
Indira Gandhi, wanita pertama yang menjadi Perdana Menteri India.

Selain pelarian dari tiga narapidana dari penjara terkenal di dunia, pada tanggal yang sama tahun 1942 nerupakan ulang tahun yang ketiga belas, Anne Frank mulai menulis buku hariannya pada masa pendudukan Nazi di Belanda.

Pada 2005, petinju Mike Tyson menyatakan mundur dari dunia tinju, setelah kekalahan yang memalukan dari petinju tak terkenal asal Irlandia, Kevin McBride.

Tanggal 12 Juni 1975 adalah hari yang menentukan nasib Perdana Menteri (PM) Indira Gandhi. Wanita pertama yang mengisi posisi kepala pemerintahan India itu dijatuhi hukuman karena dinyatakan terbukti bersalah melakukan korupsi.

Mulai tanggal tersebut, Indira Gandhi disebutkan hakim dilarang menjabat posisi di pemerintahan dalam enam tahun ke depan karena praktik curang saat pemilihan umum, pengeluaran uang pemilu yang melampau batas, dan memanfaatkan fasilitas negara untuk berpesta dalam kemenangan pemilu.

Putusan tersebut disampaikan di Pengadilan Tinggi Allahabad, empat tahun setelah laporan dari rival Indira bernama Raj Narain, yang menjadi kandidat pemilihan Perdana Menteri pada tahun 1971.

Sementara itu, Indira Gandhi membantah hal tersebut. Dalam persidangan sebelumnya, ia menyampaikan bukti-bukti pembelaannya bahwa ia tidak bersalah. Indira juga menyebut hakim menerima suap dari pihak oposisi untuk menjatuhkan dirinya.

Namun demikian, seperti dimuat BBC, pihak hakim menepis tudingan penyuapan tersebut.

Selain itu, Indira Ghandhi pun menegaskan bahwa hukuman ini tidak akan bisa mendepak dirinya dari posisi Perdana Menteri, kendati Majelis Rendah Parlemen Lok Sabha telah mencabut jabatannya, berdasarkan perintah dari Pengadilan Tinggi.

"Ada banyak yang perlu dibahas terkait pemerintahan yang tidak bersih. Tapi menurut pengalaman saya, situasinya justru akan lebih buruk jika pihak oposisi yang membentuk pemerintah," ujar Indira Gandhi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya