Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara telah berjanji untuk menghukum pejabat lokal atas topan yang melanda pantai timur pada hari Rabu 3 September 2020.
Surat kabar Partai Buruh menyalahkan pihak berwenang di kota pesisir Wonsan karena gagal mempersiapkan diri menghadapi Topan Maysak, dan menuduh mereka memiliki "sikap yang tidak bertanggung jawab", demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (6/9/2020).
Surat kabar itu tidak menyebutkan berapa banyak yang hilang, terluka atau tewas, tetapi mengatakan ada "lusinan korban".
Advertisement
Mereka mengklaim para pejabat gagal mengikuti perintah yang diberikan oleh partai yang berkuasa.
Otoritas lokal di Wonsan telah diinstruksikan untuk "segera mengatur sebuah proyek untuk mengidentifikasi properti yang berisiko dan mengevakuasi semua penduduk", kata surat kabar Rodong Sinmun, Sabtu.
"Sebuah keputusan dibuat untuk menjatuhkan hukuman partai, administratif, dan hukum yang berat kepada mereka yang bertanggung jawab atas korban."
Tidak mungkin untuk memverifikasi apakah pejabat lokal mengabaikan perintah ini, atau jika mereka menjadi sasaran yang tidak adil oleh partai yang berkuasa untuk menenangkan ketidakpuasan publik, lapor Editor BBC Asia Pasifik Celia Hatton.
Rekaman penyiar KCTV di awal pekan ini menunjukkan jembatan dan dinding beton di provinsi Kangwon hancur oleh air banjir yang tinggi.
Topan Maysak menyebabkan kerusakan di Korea Utara hanya satu minggu setelah topan lain, Topan Bavi, melanda negara itu.
Korea Utara sangat rentan terhadap banjir, karena penggundulan hutan di pegunungan dan perbukitan. Infrastrukturnya yang rusak juga berarti bahwa bencana alam menjadi tantangan tersendiri.
Topan Maysak juga melanda Korea Selatan, menewaskan sedikitnya dua orang dan menyebabkan evakuasi lebih dari 2.200 orang ke kota selatan Busan.
Simak video pilihan berikut:
2 Ribu Warga Dievakuasi di Korea Selatan
Wilayah semenanjung Korea dilanda topan Maysak kuat pada Kamis (3/9/2020). Akibat bencana alam tersebut, pihak berwenang mengatakan, setidaknya satu orang tewas dan lebih dari 2.000 orang dievakuasi ke tempat penampungan sementara.
Topan yang dinamai menurut bahasa Kamboja untuk sejenis pohon tersebut menerjang pantai selatan Busan pada pagi hari waktu setempat, seperti dikutip dari AFP. Munculnya topan itu juga merobohkan lampu lalu lintas dan pepohonan serta membanjiri jalan.
Seorang wanita dilaporkan tewas setelah embusan angin kencang menghancurkan jendela apartemennya di Busan.
Sementara itu, seorang pria berusia sekitar 60 tahun mengalami luka ketika angin menjatuhkan lemari pendingin luar ruangan yang kemudian menimpanya.
Terdapat lebih dari 2.200 orang yang dievakuasi ke tempat penampungan sementara.
Jumlah rumah yang tidak mendapatkan aliran listrik semalaman pun mencapai sekitar 120.000, di seluruh bagian selatan negara tersebut dan di Pulau Jeju.
Saat ini, topan Maysak sedang bergerak menuju ke sisi timur semenanjung ke Laut Jepang yang dikenal sebagai Laut Timur di Korea, dengan kecepatan hingga 140 kilometer per jam (87 mil per jam).
Badan Meteorologi Korea Selatan mengatakan, bahwa "Pengaruh topan di negara kami secara bertahap akan melemah". Selain itu, mereka juga memperkirakan hujan lebat dan angin kencang di wilayah timur.
Advertisement