150 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor yang Dipicu Badai Eta di Guatemala

Tanah longsor yang dipicu oleh badai Eta menyebabkan 150 orang tewas atau masih belum ditemukan di Guatemala.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 07 Nov 2020, 08:49 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2020, 07:20 WIB
Seorang pria sedang memperbaiki atap rumah yang terkena air banjir akibat Badai Eta di Wawa, Nikaragua, pada Selasa (3/11/2020). (AP Photo/Carlos Herrera)
Seorang pria sedang memperbaiki atap rumah yang terkena air banjir akibat Badai Eta di Wawa, Nikaragua, pada Selasa (3/11/2020). (AP Photo/Carlos Herrera)

Liputan6.com, Guatemala City - Sekitar 150 orang tewas atau masih berstatus hilang di Guatemala akibat tanah longsor yang dipicu oleh badai Eta, yang mengubur seluruh desa. 

Jumlah korban akibat badai tersebut diumumkan oleh Presiden Guatelama, Alejandro Giammattei pada 6 November 2020.

Presiden Giammattei juga mengumumkan bahwa sekelompok tentara Guatemala telah dikerahkan di desa utara Queja untuk memulai upaya penyelamatan, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (7/11/2020). 

Laporan terakhir dari tentara menyebutkan bahwa  150 rumah telah tertimbun longsor. 

Sementara itu, tanah longsor juga melanda timur laut Huehuetenango, di perbatasan dengan Meksiko dan telah menewaskan 10 orang.

Saksikan Video Berikut Ini:

Tanah Longsor Tutup Beberapa Akses Jalan

Ilustrasi badai
Ilustrasi badai (NOAA via AP)

"Kami telah menghitung bahwa antara kematian dan mereka yang hilang, menunjukkan sekitar 150 orang tewas," terang Presiden Giammattei.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa situasi di Queja cukup "kritis," dengan hujan deras yang terus turun dan dikhawatirkan memicu tanah longsor baru. 

Beberapa akses jalan di Queja pun tertutup akibat tanah longsor. 

Presiden Giammattei menambahkan bahwa setidaknya 2.500 orang di kawasan adat Maya telah kehilangan harta benda mereka akibat banjir dan tanah longsor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya