Studi: Pria Bertubuh Pendek Lebih Mudah Marah

Para ilmuwan mengamati 600 pria, berusia antara 18 dan 50 tahun untuk membuktikan bahwa pria pendek lebih gampang marah.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 18 Nov 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2020, 20:40 WIB
Melakukan Hal yang Negatif
Ilustrasi Pria Marah Credit: pexels.com/Moose

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian menyebut bahwa pria yang memiliki ukuran tubuh pendek lebih agresif dibandingkan rekan-rekannya yang lebih tinggi.

Menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh para ilmuwan di Pusat Pengendalian Penyakit di Atlanta, Georgia, orang yang lebih pendek cenderung lebih mudah terbakar amarah dan lebih galak daripada orang yang tinggi, demikian dikutip dari laman wtsp.com, Rabu (18/11/2020).

Para ilmuwan mengamati 600 pria, berusia antara 18 dan 50 tahun, dan menemukan bahwa mereka yang merasa kurang maskulin atau terintimidasi karena tinggi badan, akan tiga kali lebih mungkin melakukan serangan kekerasan atau tindakan kriminal.

Para ilmuwan mengatakan ini adalah hasil dari tingkat "stres laki-laki" yang menyebabkan mereka menjadi lebih agresif.

Karena stereotip sosial, salah satu cara pria merasa kurang maskulin adalah ketika mereka merasa bahwa tinggi badan mereka lebih pendek daripada rata-rata.

Para ilmuwan mengatakan pria yang lebih pendek bertindak lebih agresif untuk menebus kekurangan tinggi badan mereka.

Sindrom ini secara populer dikenal sebagai "kompleks Napoleon." Ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1926 oleh psikoanalis Austria Alfred Adler.

Pada tahun 2018, psikolog evolusi Mark van Vugt dan tim peneliti di Vrije Universiteit Amsterdam menemukan bukti kompleks Napoleon pada pria.

Mereka sampai pada kesimpulan bahwa pria yang berperilaku pendek lebih agresif dalam interaksi dengan pria yang lebih tinggi. Menurut para ahli, orang yang lebih pendek memiliki perasaan kerentanan yang lebih kuat dan tingkat paranoia yang lebih tinggi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Bantahan dari Penelitian Selanjutnya

Ilustrasi orangtua marah
Ilustrasi orangtua marah (Foto: Pixabay/RobinHiggins)

Pada tahun 2007, penelitian oleh University of Central Lancashire menunjukkan bahwa kompleks Napoleon kemungkinan besar adalah mitos.

Studi ini menemukan bahwa pria pendek lebih kecil kemungkinannya untuk kehilangan kesabaran dibandingkan pria dengan tinggi rata-rata.

Selama percobaan, subjek diharuskan berduel satu sama lain dan detak jantung mereka dipantau. Monitor jantung mengungkapkan bahwa pria yang lebih pendek cenderung kehilangan kesabaran dan membalas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya