Liputan6.com, Herat- Ratusan mobil tanki minyak dan gas telah terbakar di perbatasan Afghanistan dengan Iran. Penyebab terjadinya ledakan itu masih dalam penyelidikan.Â
Dilansir AFP, Senin (15/2/2021), ledakan itu terjadi pada Sabtu sore 13 Februari di pelabuhan Islam Qala, 120 kilometer dari kota barat Herat.
Kementerian Keuangan Afghanistan mengatakan bahwa kobaran api dimulai di sebuah tangki BBM sebelum menyebar dengan cepat dan menyebabkan "kerugian finansial yang besar" - termasuk bahan bakar, tanker dan fasilitas bea cukai.
Advertisement
Setelah mengunjungi tempat kejadian, juru bicara Gubernur Provinsi Herat, Jailani Farhad menyampaikan: "Kami diberitahu bahwa 100 atau 200 kapal tanker telah hancur, tetapi jumlah ini mungkin akan akan bertambah".Â
Sementara menurut Kepala Kamar Dagang Herat, Younus Qazi Zada 500 tangki telah hangus terbakar.Â
Ditambahkannya juga, bahwa "kerugian akibat kebakaran mencapai sekitar US$50 juta, tetapi angka yang lebih akurat akan tersedia dalam beberapa hari mendatang".
"Bencana itu (ledakan) jauh lebih besar dari yang dibayangkan," ujarnya.
Sekitar 20 orang terluka akibat kebakaran itu, menurut pejabat kesehatan Herat.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan api tampak menjulang tinggi dan asap hitam tebal membumbung ke langit.
Selain itu, insiden tersebut juga menyebabkan padamnya listrik di sebagian besar provinsi Herat pada Minggu (24/2).Â
Simak Video Berikut Ini:
Ledakan Terjadi di Wilayah Pelabuhan Perdagangan Resmi
Islam Qala diketahui merupakan salah satu pelabuhan utama di Afghanistan, tempat sebagian besar perdagangan resmi dengan Iran dilakukan.Â
Pasukan keamanan telah dikerahkan di sekitar area pelabuhan.
Afghanistan telah memiliki keringanan dari Washington yang mengizinkannya mengimpor minyak dan gas dari Iran meskipun ada sanksi AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa perbatasan "dibuka untuk truk, mobil dan orang-orang yang lari dari api".
Sementara itu, tidak ada indikasi bahwa kelompok militan tertentu terkait dengan insiden ledakan tanki BBM di perbatasan.Â
Diketahui bahwa Afghanistan telah dilanda gelombang kekerasan meskipun pembicaraan damai yang sedang berlangsung antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, yang sejauh ini belum mencapai hasil.Â
Meningkatnya kekerasan telah menyebabkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden meninjau kembali kesepakatan yang ditandatangani antara Washington dan Taliban pada 2020 lalu, yang membuka jalan bagi penarikan semua tentara AS dalam beberapa bulan mendatang.
Advertisement