Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kementerian keuangan Malaysia mengatakan pada Rabu (26/5) bahwa pihaknya telah memberhentikan ketua operator layanan angkutan umum di tengah protes atas tanggapannya terhadap kecelakaan kereta LRT.
Kecelakaan LRT itu menyebakan lebih dari 200 orang luka-luka.
Diketahui bahwa dua kereta bawah tanah bertabrakan di sebuah terowongan bawah tanah dekat pusat Ibu Kota Kuala Lumpur, Malaysia.
Advertisement
Akibat kecelakaan tersebut, 47 penumpang mengalami luka serius dan 166 luka ringan.
Dalam laporan Reuters, disebutkan bahwa Ketua Prasarana Malaysia Tajuddin Abdul Rahman tampak menanggapi kecelakaan itu dengan nada bercanda ketika menjawab pertanyaan seorang wartawan dalam konferensi pers pada Selasa (25/5).
"Biasa ... hanya dua kereta yang bersama. Mereka saling berciuman," kata Tajuddin, yang terlihat tertawa saat jumpa pers yang disiarkan di televisi.
Pengguna media sosial Malaysia mengecam komentar Tajuddin sebagai tidak sensitif, sedangkan ribuan orang menandatangani petisi daring yang meminta dia untuk dipecat, demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Jumat (28/5/2021).
Surat Pemberhentian Beredar di Medial Sosial
Dalam sebuah surat pada Rabu (26/5) dan beredar di media sosial, Menteri Keuangan Tengku Zafrul Abdul Aziz mengatakan Tajuddin akan dibebastugaskan segera.
Namun, surat itu tidak menjelaskan alasan dari pemberhentian tersebut.
Kemudian, seorang juru bicara kementerian Malaysia mengkonfirmasi kepada media keaslian surat itu.
Sementara itu, Tajuddin tidak menanggapi panggilan dari Reuters untuk dimintai komentar.
Tajuddin, yang juga merupakan anggota parlemen pemerintah, diangkat menjadi ketua Prasarana pada Mei tahun lalu.
Otoritas Malaysia pun berjanji untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap tabrakan kereta LRT.
Tabrakan LRT itu menjadi kecelakaan besar pertama dalam 23 tahun sistem metro beroperasi di Malaysia.
Advertisement