Terbangkan Drone di Afghanistan, AS Dituding Taliban Langgar Hukum Internasional

Taliban tak senang dengan aktivitas drone AS di wilayah udara Afghanistan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Okt 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 11:00 WIB
Bawa Senjata, Pasukan Taliban Main Perahu Bebek di Danau Qargha
Sejumlah pasukan Taliban saat menaiki perahu kayuh di Danau Qargha di sebuah pekan raya di Kabul barat (28/9/2021). Sambil membawa senjata laras panjang sambil berjaga, mereka mengayuh perahu bebek memutari danau. (AFP/Wakil Kohsar)

Liputan6.com, Kabul - Juru bicara Taliban menegur Amerika Serikat (AS) karena drone negara tersebut dituding melanggar ruang udara Afghanistan. Tindakan AS juga dikatakan tak sesuai komitmennya pada perjanjian yang dibuat di Doha.

"(Drone itu) baru-baru ini melakukan pelanggaran semua hukum internasional dan komitmen-komitmen AS terhadap Emirat Islam di Doha, Qatar," ujar Wakil Menteri Informasi dan Budaya, Zabihullah Majid dilaporkan Tolo News, Jumat (1/10/2021).

Dalam pernyataan via Twitter itu, Zahibullah juga menyebut bahwa ruang udara Afghanistan adalah sesuatu yang sakral.

Ia lantas meminta agar pelanggaran itu diperbaiki dan dicegah.

Ucapan Zahibullah itu muncul setelah Amerika Serikat berkata tak butuh kooperasi Taliban dalam hal pemberantasan terorisme. Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, John Kirby, menyebut saat ini tak ada persyaratan untuk meminta izin udara Taliban.

"Serangan kontra-terorisme ke depannya tidak akan bergantung kepada perizinan tersebut," ujar John Kirby.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Influencer Anti-Taliban Tutup Akun

Demo Perempuan Afghanistan Protes Hak Bersekolah
Aksi sekelompok wanita saat berunjuk rasa di Herat, Afghanistan, Kamis (2/9/2021). Para pengunjuk rasa mendesak Taliban menghormati hak-hak kaum perempuan, termasuk menempuh pendidikan. (AFP Photo)

Sebelumnya dilaporkan, kehadiran Taliban membuat para influencer anti-Taliban memilih pergi dari negaranya. Pasukan Taliban dikhawatirkan akan balas dendam.

Dilaporkan BBC, Selasa (28/9/2021), tindakan menghapus rekam jejak medsos ini dilakukan karena mereka tak percaya dengan janji amnesti dari Taliban. Terlebih lagi, Taliban juga mengakui ada tindakan pembunuhan balas dendam yang dilakukan pasukan mereka.

Salah seorang influencer yang menutup akunnya adalah Fida yang berada di Kabul. Ia kerap mengkritik kebijakan dan perilaku Taliban, namun ia memilih menghapus semua akun medsos miliknya.

Fida juga berkata namanya masuk ke dalam daftar tembak Taliban. Beruntung, ia kini mendapat suaka ke luar negeri.

"Saya lebih baik mati ketimbang hidup di sini sekarang," ucapnya.

 

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya