Xi Jinping Peringati 50 Tahun Keanggotaan China di PBB, Serukan Kerja Sama Global Lebih Besar

Presiden Xi Jinping memperingati 50 tahun keanggotaan China di PBB.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 26 Okt 2021, 09:02 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 09:02 WIB
Dalam lawatannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 atau 21st Century Maritime Silk Road
Dalam lawatannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 atau 21st Century Maritime Silk Road

Liputan6.com, Beijing - Presiden China Xi Jinping menandai 50 tahun keanggotaan negara itu di PBB dengan pidato yang menyerukan kerja sama global yang lebih besar.

Dikutip BBC, Senin (25/10/2021), China adalah anggota pendiri PBB tetapi diblokir oleh AS untuk mengambil kursinya sampai tahun 1971.

Xi Jinping mengulangi seruan untuk kerja sama global di PBB, menambahkan bahwa isu-isu seperti terorisme, perubahan iklim, dan keamanan siber memerlukan solusi multilateral.

Dia tidak menyebut Taiwan. Taiwan kehilangan kursinya di PBB setelah China - anggota tetap dewan keamanan PBB - bergabung dengan organisasi itu pada 1971.

China melihat Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, sementara Taiwan mengklaim sebagai negara yang bebas dan merdeka. Namun, kebijakan One China menegaskan bahwa hanya ada satu pemerintah China yang berdaulat, dan bahwa Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari negara yang suatu hari akan dipersatukan kembali dengan daratan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Peran China di PBB

Presiden Xi Jinping (AP)
Presiden Xi Jinping (AP)

Pengaruh China di PBB terus berkembang sejak bergabung dengan organisasi tersebut pada tahun 1971. 

Pada tahun 2018, China menjadi salah satu kontributor keuangan terbesar untuk PBB. 

Kontribusinya naik menjadi 12% dari PDB pada 2019 dari 7,9% pada 2018, menjadikannya yang kedua setelah AS sebesar 22% dan melampaui Jepang pada 9,7%.

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak peran kunci dalam organisasi, seperti Kepala Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), telah dikelola oleh warga negara China.

China juga telah dituduh oleh para kritikus menggunakan pengaruhnya di dalam organisasi tersebut untuk menggalang dukungan atas perlakuannya terhadap Uyghur di Provinsi Xinjiang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya