Liputan6.com, Jakarta - Dalam presidensi G20 Indonesia tahun ini telah ditetapkan tiga prioritas. Diharapkan momen tersebut dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang sesuai prioritas tersebut.
"Kami membutuhkan bantuan T20 untuk membuat kepemimpinan Indonesia berdampak dan relevan bagi dunia, khususnya untuk negara-negara berkembang," kata Retno ketika menyampaikan sambutan dalam T20 Inception Conference/ Meeting yang berlangsung secara virtual pada Rabu 9 Februari 2022 malam seperti dikutip dari Antara.
T20 yang merupakan forum terbuka dan independen, ujar Menlu Retno, diharapkan mampu menawarkan solusi yang berani dan inovatif untuk menjawab tantangan global khususnya tiga isu yang dijadikan prioritas oleh Indonesia selama masa presidensi G20.
Advertisement
Pertama, terkait penguatan arsitektur kesehatan global, Retno menyoroti perlunya tindakan segera untuk menutup kesenjangan vaksinasi global dengan mempromosikan kesetaraan dan mempercepat pembuatan serta pengiriman vaksin ke seluruh dunia.
Dalam hal ini, T20 diminta memberikan saran tentang bagaimana G20 dapat berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas kesehatan lokal seperti merancang sistem peringatan dini yang efektif, melatih tenaga kerja kesehatan, dan mempromosikan kemandirian obat-obatan dan peralatan medis.
"Di tingkat global, kami bekerja untuk melihat bagaimana G20 dapat meningkatkan dukungan pembiayaan kesehatan untuk negara-negara berkembang, mengembangkan kerangka kerja internasional untuk pengadaan, pengumpulan, dan distribusi obat-obatan dan peralatan medis, serta meningkatkan partisipasi negara-negara berkembang dalam rantai pasokan kesehatan global," tutur Retno.
Kedua, mengenai transformasi digital, Indonesia berharap kebijakan yang diusulkan T20 bisa menjembatani kesenjangan digital di dalam dan antarnegara mengingat banyak orang dan negara terus dirugikan karena kurangnya infrastruktur digital yang terjangkau dan andal.
Retno berharap dapat mendengar rekomendasi tentang bagaimana G20 dapat mempercepat akses dan inklusi digital di negara berkembang, menghasilkan peluang investasi di sektor telekomunikasi, informasi, dan komunikasi di negara berkembang serta membantu negara berkembang memanfaatkan peluang ekonomi yang disediakan oleh transformasi digital dengan lebih baik.
Ketiga, T20 diharapkan ikut memastikan transisi energi dapat dicapai oleh semua, sebagai langkah penting menuju ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan.
"Transisi tersebut juga akan memberikan kesempatan bagi negara-negara untuk merangkul pertumbuhan yang berkelanjutan dan mengatasi perubahan iklim," kata Retno.
Sayangnya, ia melanjutkan, banyak negara tidak mampu menanggung biaya transisi semacam itu.
Oleh karena itu, Menlu Retno mengundang T20 untuk mengidentifikasi bagaimana G20 dapat mempromosikan akses ke teknologi hijau yang terjangkau, membantu negara-negara berkembang melangkah ke pembiayaan inovatif untuk transisi energi, dan mengurangi dampak transisi energi yang tak terhindarkan pada mereka yang mengandalkan sumber energi saat ini untuk mata pencaharian.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peran Penting T20
T20, yang terdiri dari think tank dan komunitas peneliti, memiliki peran penting bagi pemulihan global dengan melahirkan gagasan konkret dan rekomendasi kebijakan yang tepat sasaran bagi para pemimpin G20.
T20 Inception Conference merupakan pertemuan pertama dari rangkaian kegiatan T20 di bawah Presidensi G20 Indonesia.
Pertemuan awal ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Managing Director Bank Dunia Mari Elka Pangestu, Profesor Jeffrey Sachs dari Columbia University, serta Profesor Bambang Brodjonegoro selaku Co-Chair T20. Nantinya puncak pertemuan adalah T20 Summit yang dilaksanakan pada September mendatang di Yogyakarta.
Advertisement