Liputan6.com, Jakarta - Forum bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INALAC) kembali digelar tahun ini, tepatnya pada 16-17 Oktober 2023. Acara ini telah diadakan sebanyak lima kali sejak tahun 2018.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Umar Hadi mengatakan ada tiga sektor utama yang menjadi prioritas dalam INALAC Business Forum tahun ini.
Baca Juga
"Ada tiga sektor yang difokuskan, yakni farmasi dan alat-alat kesehatan, suku cadang kendaraan bermotor dan perabotan atau furniture," kata Umar dalam media gathering di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (18/9/2023).Â
Advertisement
Ketiga jenis produk tersebut diyakini memiliki pasar yang sangat besar di Amerika Latin dan Karibia.Â
Dalam penyelenggaraan INALAC 2023, Umar mengatakan ada 100 pelaku usaha yang ditargetkan berpartisipasi dalam acara tahun ini.Â
"Target 100 tapi sejauh ini baru ada 74 pengusaha yang terdaftar akan hadir secara fisik. Kita masih akan terus upayakan," sambungnya.Â
INALAC merupakan program yang digagas oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) dengan menggandeng pihak swasta ini bertujuan mempromosikan potensi perdagangan hingga pariwisata kepada negara-negara Amerika Latin dan Karibia.Â
Tema penyelenggaraan INALACÂ 2023 adalah "Menjalin Kemitraan yang Efektif", yang diharapkan bisa menjadi wadah bagi para pelaku usaha, pejabat tinggi pemerintah, dan pemangku kepentingan lain yang hadir, untuk berkumpul, berinteraksi, dan mencari cara untuk membangun kerja sama ekonomi yang konkret dan memperluas jaringan usaha.
Jarak Jadi Kendala
Umar mengakui bahwa kendala jarak yang sangat jauh masih menjadi kendala dalam transaksi dengan pasar Amerika Latin dan Karibia. Maka dari itu, ia menyebut bahwa forum bisnis ini menfasilitasi transaksi dan pertemuan bisnis tersebut.Â
"INALAC Business Forum merupakan jawaban dari isu konektivitas di tengah tantangan jarak yang jauh antara Indonesia dan Amerika Latin-Karibia. Kawasan Amerika Latin merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan eksportir Indonesia," tambahnya.
Hal tersebut juga diakui oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) 2023-2028 Shinta Kamdani. Ia menyebut bahwa kawasan tersebut memiliki potensi yang sangat luas, namun belum dapat dimaksimalkan karena berbagai faktor.Â
"Kalau kita lihat dari segi negara di sana, mereka upper middle income dengan GDP per kapita USD 9.474 dan populasinya 660 juta orang," ujarnya.Â
Shinta menilai bahwa pasar kawasan Amerika Latin dan Karibia jauh lebih besar daripada Uni Eropa.
"Kesempatan banyak, sayang kita tidak bisa optimalkan," sambungnya.
Advertisement
Tetap Optimis
Kendati demikian, forum bisnis ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, total perdagangan Indonesia dan Amerika Latin-Karibia telah meningkat sebesar 8,9 persen dalam lima tahun terakhir.Â
Merujuk pada data tahun 2022, INALAC Business Forum telah berhasil memfasilitasi lebih dari 100 pertemuan bisnis dengan kontrak bisnis mencapai USD 179 juta di berbagai sektor. Di tahun yang sama, nilai perdagangan kedua kawasan mencapai USD 11,16 miliar dan lonjakan ekspor Indonesia ke pasar Amerika Latin-Karibia tahun lalu juga meningkat hingga 16,5 persen.
Melihat data tersebut, Umar meyakini bahwa forum bisnis INALAC masih dan akan terus menjadi platform utama bagi peningkatan kerja sama yang lebih erat antara kedua kawasan.Â
"Melihat besarnya potensi yang ada dan tren yang terus positif, saya yakin forum ini akan terus menjadi pilihan utama bagi pebisnis dari kedua kawasan untuk menjalin kerja sama komersial secara konkret, baik di bidang investasi maupun perdagangan," imbuhnya.