Israel Merajuk ke UNICEF yang Baru Berkomentar soal Dugaan Kekerasan Seksual oleh Hamas

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat menuturkan bahwa pernyataan pemimpin UNICEF terlalu sedikit dan terlalu terlambat.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Des 2023, 20:18 WIB
Diterbitkan 07 Des 2023, 19:10 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel mengkritik Direktur Eksekutif Badan PBB untuk Urusan Anak (UNICEF), Catherine Russell, setelah dia merespons dugaan tindakan kekerasan seksual yang dilakukan terhadap perempuan selama serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

Menurut Israel, pernyataan Russell tidak cukup dan dikeluarkan hanya karena tekanan internasional.

Melalui platform X alias Twitter pada Rabu (6/12), Russel mengatakan bahwa laporan dugaan kekerasan seksual itu mengerikan. Dia menambahkan, "Para penyintas harus didengarkan, didukung, dan diberikan perawatan. Tuduhan tersebut harus diselidiki sepenuhnya. Kami mengutuk kekerasan berbasis gender dan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat menuturkan bahwa pernyataan Russell terlalu sedikit dan terlalu terlambat.

"UNICEF membutuhkan waktu hampir dua bulan untuk mengatakan sesuatu tentang para korban Israel ... (dan) hanya setelah adanya tekanan dan serangan internasional," ujar Haiat kepada AFP, seperti dilansir The Guardian, Kamis (7/12).

"Fakta bahwa dia (Russell) tidak menyebut organisasi teror Hamas adalah cara lain untuk menutup mata terhadap kekejaman yang dilakukan Hamas. Dengan tidak menyebut Hamas, dia melegitimasi aktivitas mereka," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Desakan Joe Biden untuk Mengutuk Hamas

Presiden ke-47 Amerika Serikat Joe Biden. (Dok. AFP)
Presiden ke-47 Amerika Serikat Joe Biden. (Dok. AFP)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengkritik lembaga-lembaga bantuan dan hak asasi manusia atas isu kekerasan seksual.

"Kepada organisasi hak asasi perempuan, organisasi hak asasi manusia, Anda pernah mendengar tentang pemerkosaan terhadap perempuan Israel, kekejaman yang mengerikan, mutilasi seksual – ke mana saja Anda?" kata Netanyahu dalam konferensi pers pada Selasa (5/12).

Dari Amerika Serikat (AS), sekutu terdekat Israel, Presiden Joe Biden meminta pemerintah dan organisasi internasional mengutuk dengan tegas kekerasan seksual yang dilakukan teroris Hamas tanpa keraguan.

Berbicara pada acara penggalangan dana kampanye pada Selasa, Biden mengatakan bahwa para penyintas dan saksi serangan tersebut telah berbagi kisah mengerikan tentang kekejaman yang tak terbayangkan.

"Laporan mengenai perempuan yang diperkosa––berulang kali diperkosa––dan tubuh mereka dimutilasi ketika masih hidup––tentang mayat perempuan yang dinodai, teroris Hamas menimbulkan rasa sakit dan penderitaan sebanyak mungkin pada perempuan dan anak perempuan dan kemudian membunuh mereka. Ini mengerikan," klaim Biden.


Bantahan Hamas dan Penjelasan Komisi HAM PBB

Sandera Israel yang Diculik Hamas
Sejak perang Hamas melawan Israel pecah pada 7 Oktober lalu, Negeri Zionis menggempur Gaza besar-besaran dengan serangan darat dan udara. Lebih dari 9.770 warga Palestina tewas imbas serangan ini. (AHMAD GHARABLI/AFP)

Hamas menolak tegas tuduhan pemerkosaan dan kekerasan seksual selama serangan 7 Oktober dan menyebutnya sebagai kebohongan yang tidak berdasar.

Sementara itu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk mengatakan Israel harus mengizinkan tim PBB untuk menyelidiki tuduhan tersebut secara independen.

"Ini adalah tuduhan yang sangat, sangat serius dan perlu diselidiki, perlu didokumentasikan dengan baik," katanya pada Rabu.

Israel, sebut Turk, belum menanggapi permintaan akses berulang kali.

"Kami menanggapi tuduhan tersebut dengan sangat serius," tutur Turk. "Namun, Anda perlu melakukan pemeriksaan yang cukup rinci mengenai apakah hal itu direncanakan, tersebar luas, dan sistematis."

Turk menggarisbawahi bahwa selama berminggu-minggu dia telah meminta izin pihak berwenang Israel untuk mengerahkan sebuah tim, yang bertujuan memantau, mendokumentasi, menyelidiki serangan Hamas.

"Saya telah mengulang permintaan ini dan saya berharap ini akan didengar, tetapi sejauh ini saya belum menerima tanggapan," kata dia.

"Bentuk-bentuk kekerasan seksual yang keji perlu diselidiki secara menyeluruh dan kita perlu memastikan keadilan ditegakkan. Itulah utang kami kepada para korban."

Dalam pertemuan pekan ini dengan Netanyahu, beberapa sandera Israel yang baru dibebaskan dilaporkan berbagi kesaksian tentang pelecehan seksual selama mereka berada di Gaza.

Secara terpisah, seorang dokter yang merawat sekitar 110 sandera yang dibebaskan mengatakan kepada AP bahwa setidaknya 10 pria dan wanita di antara mereka yang dibebaskan mengalami pelecehan atau pelecehan seksual. Namun, sang dokter tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Infografis Militer Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan
Infografis Militer Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya