Pertama dalam Sejarah, World Water Forum ke-10 Bakal Hasilkan Deklarasi Tingkat Menteri

Indonesia berharap akan meninggalkan warisan (legacy) usai penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Mei 2024, 12:05 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2024, 12:05 WIB
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) Tri Tharyat dalam Konferensi Pers di Media Center World Water Forum, Bali, Minggu (19/5/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) Tri Tharyat dalam Konferensi Pers di Media Center World Water Forum, Bali, Minggu (19/5/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)... Selengkapnya

Liputan6.com, Denpasar - Penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024, akan mengadakan pertemuan tingkat kepala negara dan menghasilkan deklarasi tingkat menteri. Ini merupakan kali pertama sejak World Water Forum pertama kali diselenggarakan di Maroko.

"Segmen kepala negara atau yang kita sebut dengan High-Level Meeting, yang kemudian dikonfirmasi akan dihadiri oleh perwakilan dari 48 negara dan organisasi internasional," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) Tri Tharyat dalam konferensi pers bersama media di media center World Water Forum, Bali, Minggu (19/5/2024).

Tri juga menyebut bahwa penyelenggaraan WWF di Bali juga akan menghasilkan deklarasi tingkat menteri.

"Untuk kali pertama dalam sejarah WWF, akan dihasilkan deklarasi tingkat menteri yang tidak dinegosiasikan, tapi dalam bentuk konsultasi sebagai bagian dari hydro-diplomacy atau diplomasi Indonesia terkait dengan isu-isu air global," lanjut dia.

Perhelatan WWF, sebut Tri, juga diharapkan akan menghasilkan proyek-proyek yang sudah dikurasi dan terbentuk melalui hasil-hasil nyata dalam bentuk proyek kegiatan, yang tidak hanya dilaksanakan di Indonesia tapi di seluruh dunia.

Isu sanitasi dan ketersediaan air bagi dunia menjadi bagian penting dalam diplomasi Indonesia lantaran keprihatinan dunia terhadap kondisi dan kurangnya akses terhadap sanitasi.

"Kalau secara umum, laporan Sekjen PBB menyebut bahwa dari target tahun 2030, di tahun 2023 atau setengahnya, secara umum negara berkembang baru mencapai 12 persen. Ya, ini tantangan bersama," papar dia.

Dalam tahun 2023, Indonesia sudah mencapai target lebih dari 66 persen.

4 Poin Penting yang Ditegaskan Indonesia

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (tengah) Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI Tri Tharyat (kanan).  (Liputan6/Benedikta Miranti)
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi (tengah) Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI Tri Tharyat (kanan) dalam Konferensi Pers di Media Center World Water Forum, Bali, Minggu (19/5/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)... Selengkapnya

Melalui penyelenggaraan WWF ke-10, Indonesia sebagai tuan rumah menekankan empat hal berikut:

Pertama, penetapan Hari Danau Sedunia melalui kesepakatan internasional lewat siding majelis umum PBB.

"Ini akan menjadi satu legacy yang penting dari WWF ke-10 karena selama ini perhatian terhadap pengelolaan danau relatif kurang banyak," lanjut Tri.

Kedua, pembentukan Center of Excellence terkait isu air dan perubahan iklim dan resiliensi dari keduanya.

Ketiga, Integrated Water Resources Management atau pengelolaan sumber daya air secara terintegrasi khususnya di pulau-pulau kecil.

"Ini menjadi menjadi kepentingan kita dengan pulau-pulau kecil yang sangat banyak dan juga kepentingan negara-negara berkembang kepulauan kecil," tuturnya.

Keempat, meninggalkan legacy dengan 120 proyek konkret di bidang air.

Tujuan World Water Forum

Ilustrasi air dan sanitasi.
Ilustrasi air dan sanitasi. (Dok. Pixabay)... Selengkapnya

World Water Forum digelar dengan tujuan utama memperkuat kolaborasi dan kemitraan global untuk mencari jalan dan mengatasi tantangan air dan sanitasi. Selain itu, ada beberapa tujuan turunan yang ingin dicapai dalam setiap gelarannya.

  1. Meningkatkan nilai strategis air dengan membangun komitmen politik dalam pemajuan manajemen air dan sanitasi (SDGs 6).
  2. Meningkatkan awareness terhadap air sebagai critical concern global.
  3. Sebagai multi-stakeholder event untuk mendiskusikan dan berbagi pengalaman serta mengembangkan pengetahuan dan praktik baik dalam tata kelola air dan sanitasi.
Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim
Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya