Olimpiade Paris: Atlet Palestina Berjuang di Tengah Perang

Atlet Palestina yang berlaga di Olimpiade Paris menghadapi beban berat akibat perang di Gaza. Di tengah kesulitan, mereka bertekad untuk mewakili Palestina dan memberikan harapan bagi generasi muda.

oleh Tim Global diperbarui 23 Jul 2024, 21:27 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2024, 21:27 WIB
logo olimpiade
Logo Olimpiade. (AFP/Raphael Alves)

Liputan6.com, Paris - Olimpiade Paris 2024 bukan hanya arena olahraga bagi atlet Palestina. Di tengah tragedi perang yang merenggut ribuan nyawa di Gaza, mereka berjuang untuk mewakili identitas dan ketabahan rakyat Palestina. Dari delapan atlet Palestina yang berpartisipasi, sebagian besar lahir di luar negeri, seperti Arab Saudi, Dubai, Jerman, Chili, dan Amerika Serikat, namun mereka tetap terikat erat dengan tanah air mereka.

Yazan Al Bawwab, perenang berusia 24 tahun yang lahir di Arab Saudi dan tinggal di Dubai, menyatakan bahwa baginya, renang adalah cara untuk membanggakan Palestina, dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (23/7/2024).

Ia mengakui bahwa perjuangan Palestina jarang mendapat sorotan. Namun ia tetap teguh dalam mengibarkan bendera Palestina di panggung internasional.

Omar Ismail, atlet taekwondo berusia 18 tahun yang lahir di Dubai dari orang tua yang berasal dari Jenin, juga membawa semangat perjuangan Palestina di arena olahraga. Ia berharap untuk menginspirasi anak-anak Palestina dan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka dapat mencapai mimpi mereka.

Perang yang melanda Gaza telah menghancurkan infrastruktur olahraga dan menjadikan proses latihan atlet hampir mustahil. Nader Jayousi, Direktur Teknis Komite Olimpiade Palestina, menyatakan bahwa tidak ada kolam renang yang layak di Palestina, dan bahwa sumber daya untuk pengembangan atlet elit sangat terbatas.

 

Mendapat Kesempatan dari Kualifikasi Standar

FOTO: Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina
Massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina mengibarkan bendera Palestina saat aksi solidaritas di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Selasa (18/5/2021). Massa mengajak masyarakat Indonesia untuk terus mendukung dan membantu Palestina. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meskipun sebagian besar atlet Palestina tidak dapat lolos ke Olimpiade melalui kualifikasi standar, mereka mendapatkan kesempatan melalui sistem kuota universalitas. Sistem ini memberikan kesempatan kepada atlet dari negara-negara dengan program olahraga yang kurang berkembang untuk berkompetisi di Olimpiade.

Jayousi menegaskan bahwa meraih medali bukanlah prioritas utama. Mereka datang ke Paris untuk menunjukkan identitas Palestina dan berjuang untuk masa depan bangsa mereka.

Al Bawwab, yang mendirikan Asosiasi Olimpiade Palestina untuk membantu para atlet, menekankan pentingnya membangun budaya olahraga di Palestina.

 

Titik Awal Menjadi Lebih Baik

Bendera Palestina pada aksi bela Palestina di London, Sabtu (13/1/2024). Dok: Tommy K/Liputan6.com
Bendera Palestina pada aksi bela Palestina di London, Sabtu (13/1/2024). Aksi ini diikuti para generasi muda hingga tua. Dok: Tommy K/Liputan6.com

Ia berharap bahwa Olimpiade Paris akan menjadi titik awal untuk membangun fondasi yang kuat untuk pengembangan olahraga di negara tersebut.

Meskipun menghadapi tantangan yang berat, atlet Palestina di Olimpiade Paris 2024 menunjukkan tekad dan semangat yang luar biasa. Mereka bertekad untuk menggunakan panggung internasional untuk memberikan harapan bagi generasi mendatang dan membuktikan bahwa semangat Palestina tak terbendung, bahkan di tengah tragedi.

 

Banner Infografis Bocah Palestina Sekarat dan Mati Kelaparan di Gaza. (Sumber Foto: AP Photo)
Banner Infografis Bocah Palestina Sekarat dan Mati Kelaparan di Gaza. (Sumber Foto: AP Photo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya