Jonathan Kura-Kura Tertua di Dunia

Salah satu kura-kura tertua di dunia adalah Jonathan yang telah menginjak usia 191 tahun pada 2023

oleh Switzy Sabandar diperbarui 30 Jul 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2024, 03:00 WIB
Kura-Kura Tertua di Dunia Rayakan Usia 191 Tahun, Ini Makanan Favoritnya
Potret terbaru Jonathan di bulan November 2023. (Sumber: guinnessworldrecords)

Liputan6.com, Jakarta - Kura-kura dikenal sebagai salah satu hewan tertua di Bumi. Beberapa spesies bahkan dapat hidup hingga ratusan tahun.

Salah satu kura-kura tertua di dunia adalah Jonathan yang telah menginjak usia 191 tahun pada 2023. Melansir laman Live Science (29/07/2024), Jonathan merupakan jenis kura-kura raksasa Seychelles.

Meskipun tidak ada catatan resmi kelahirannya, Jonathan diperkirakan lahir sekitar 1832. Jonathan diketahui ditemukan di Kepulauan Seychelles dan kemudian dihadiahkan kepada Gubernur Kepulauan Saint Helena, William Grey-Wilson, pada 1882.

Berdasarkan sejumlah foto yang didokumentasikan sekitar tahun 1882 hingga 1886, terlihat Jonathan sedang merumput di taman tempat tinggal William Grey-Wilson. Saat itu, Jonathan diperkirakan sudah berusia 50 tahun atau bahkan bisa lebih tua lagi.

Pada 2022 lalu, Nigel Phillips, Gubernur Saint Helena memberikan tanggal ulang tahun resmi kepada Jonathan yakni 4 Desember 1832. Dengan usianya yang telah mencapai 191 tahun, Jonathan sekarang memegang Guinness World Records (GWR) sebagai hewan darat tertua yang masih hidup.

Selain itu, Jonathan juga memegang rekor dunia sebagai chelonian tertua, sebuah ordo yang dikenal memiliki cangkang luar yang keras seperti kura-kura air tawar, kura-kura darat, dan terrapin. Jonathan mengklaim gelar hewan darat tertua yang masih hidup pada tahun 2021 dari Tu'i Malila (1777–1965), seekor kura-kura radiata yang hidup setidaknya hingga 188 tahun.

Meskipun Jonathan buta karena katarak dan kehilangan indra penciumannya, dokter hewan di Saint Helena, mengatakan dia tetap dalam keadaan sehat. Jonathan awalnya diidentifikasi sebagai kura-kura raksasa Aldabra (Aldabrachelys gigantea) dari Atol Aldabra, yang merupakan bagian dari Kepulauan Seychelles.

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa ia kemungkinan adalah kura-kura raksasa Seychelles yang langka, setelah cangkangnya diperiksa oleh ahli zoologi dan Seychelles Nature Trust.

Spesies kura-kura tersebut sempat disebut punah setelah menjadi buruan para pelaut Eropa. Namun setelah peneliti menganalisis spesimen penangkaran, mereka berhasil menemukan bahwa masih ada kura-kura jenis tersebut yang masih hidup.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyebab Kura-Kura Memiliki Umur Panjang

Dikutip Science Alert pada Senin (29/07/2024), kura-kura memiliki metabolisme yang sangat lambat. Hewan jenis ini membakar energi lebih lambat daripada hewan yang berukuran kecil dan lebih cepat.

Ilmuwan percaya bahwa metabolisme memiliki keterkaitan dengan pembentukan radikal bebas. Molekul tidak stabil yang merusak sel ini meningkat karena lebih banyak energi yang dibakar oleh tubuh.

Menurut teori ini, kura-kura hidup lebih lama karena metabolismenya lambat dan membakar lebih sedikit energi. Proses ini membuat sel-sel dalam tubuh kura-kura mengalami lebih sedikit kerusakan.

kura-kura memiliki kemampuan menghancurkan sel-sel yang bermasalah sebelum berkembang menjadi tumor. Sel-sel tersebut sangat sensitif terhadap stres dan akan menghancurkan diri sendiri melalui proses yang disebut apoptosis.

Kura-kura, terutama spesies raksasa Galapagos mengonsumsi buah-buahan, daun, rumput, dan bunga. Tetapi, makanan favoritnya adalah kaktus.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine pada 2022, pola makan kaya sayuran, buah-buahan, dan legume (tanaman dari keluarga Fabaceae) bisa meningkatkan umur hingga 13 tahun. Selain itu, dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah.

Keberadaan cangkang kura-kura juga turut menjadi salah satu faktor hewan ini panjang umur. Fungsi utama cangkang kura-kura adalah untuk melindungi diri dari predator.

Cangkangnya terbuat dari tulang keras yang dilapisi oleh keratin tipis.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya