Korban Tewas Pembantaian Geng Bersenjata Haiti Jadi 70 Orang Termasuk Anak-anak, 45 Rumah Hangus Dibakar

Menurut PBB, 16 orang mengalami luka serius saat anggota geng Gran Grif PBB mengamuk di Pont-Sondé di wilayah Artibonite bagian tengah, sekitar 71 km (44 mil) di barat laut ibu kota Port-au-Prince.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Okt 2024, 16:54 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2024, 16:54 WIB
Orang-orang terlihat melarikan diri dari kekerasan geng bersenjata di Haiti dengan sepeda motor dan berjalan kaki. (AP)
Orang-orang terlihat melarikan diri dari kekerasan geng bersenjata di Haiti dengan sepeda motor dan berjalan kaki. (AP)

Liputan6.com, Port-au-Prince - Setidaknya 70 orang termasuk anak-anak tewas setelah sebuah geng bersenjata menyerang sebuah kota kecil di Haiti.

Menurut PBB, seperti dikutip dari pemberitaan BBC, Sabtu (5/10/2024), 16 orang mengalami luka serius saat anggota geng Gran Grif PBB mengamuk di Pont-Sondé di wilayah Artibonite bagian tengah, sekitar 71 km (44 mil) di barat laut ibu kota Port-au-Prince.

Rekaman video menunjukkan sekelompok orang melarikan diri dari kekerasan dengan sepeda motor dan berjalan kaki. Seorang jaksa pemerintah menggambarkan serangan itu sebagai "pembantaian", demikian dilaporkan Associated Press.

Geng-geng bersenjata telah menguasai sebagian besar wilayah Haiti dan misi kepolisian yang didukung PBB, yang dipimpin oleh petugas dari Kenya, dimulai pada bulan Juni dalam upaya untuk merebut kembali kendali.

"Anggota geng dilaporkan membakar sedikitnya 45 rumah dan 34 kendaraan," kata PBB.

Gran Grif dikatakan sebagai salah satu geng paling kejam di Haiti. Pada Januari 2023, para anggotanya dituduh menyerang kantor polisi di dekat Pont-Sondé dan menewaskan enam petugas. Geng tersebut juga dituduh memaksa penutupan rumah sakit yang melayani lebih dari 700.000 orang.

Geng tersebut beranggotakan sekitar 100 orang dan telah dituduh melakukan kejahatan termasuk pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, dan penculikan, menurut laporan PBB yang dikutip oleh AP. Baik pendiri maupun pemimpinnya saat ini dikenai sanksi AS.

Amukan geng pada hari Kamis (3/10) terjadi hampir sebulan setelah otoritas Haiti memperluas keadaan darurat untuk mencakup seluruh negara.

Perdana Menteri Garry Conille telah berjanji untuk menindak tegas geng-geng tersebut, dengan PBB mengatakan "penggunaan kekuatan yang kuat" diperlukan.

PBB telah menyetujui misi kepolisian yang terdiri dari 2.500 petugas dari berbagai negara - termasuk 1.000 yang dijanjikan oleh Kenya. Penempatan mereka telah disahkan selama satu tahun, dengan peninjauan akan diadakan setelah sembilan bulan.


Awalnya Jumlah Korban Disebutkan 20 Orang

Bendera Haiti
Bendera Haiti. (Dok: Pixabay)

Sebelumnya, laporan BBC yang dikutip Jumat (4/10/2024) menyebut 50 orang lainnya terluka saat anggota geng Gran Grif mengamuk di Pont-Sondé di wilayah Artibonite bagian tengah, sekitar 71 km (44 mil) di barat laut ibu kota Port-au-Prince.

Jumlah pasti korban tewas akibat serangan itu tidak jelas - media lokal melaporkan bahwa lebih dari 50 orang tewas, sementara kelompok hak asasi manusia Haiti menyebutkan angka 20 atau lebih, demikian laporan Associated Press (AP) menyebutkan.

Infografis Serangan Terkini Israel di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Serangan Terkini Israel di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya