Prancis Stop Gunakan Istilah Berbahasa Inggris

Perdana Menteri Prancis Jean-Marc Ayrault memerintahkan para menteri bawahannya untuk menghentikan penggunaan istilah berbahasa inggris.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 03 Mei 2013, 10:25 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2013, 10:25 WIB
pm-prancis-jeanmarcayrault130503b.jpg

Bahasa menjadi identitas bangsa. Prinsip itu yang mungkin coba dijalankan Prancis. Negeri yang dipimpin Presiden Francois Hollande mencoba melestarikan bahasa nasionalnya, bahasa Prancis dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam urusan kepemerintahan.

Dalam sebuah surat instruksi, Perdana Menteri Prancis Jean-Marc Ayrault memerintahkan para menteri yang merupakan bawahannya, untuk menghentikan penggunaan istilah berbahasa inggris dalam ragam komunikasi resmi.

"Negara kami menjunjung tinggi pengunaan bahasa Prancis, bahasa resmi Republik Prancis," tegas Jean-Marc dalam suratnya, yang Liputan6.com kutip dari Telegraph, Jumat (3/5/2013).

Dijelaskan dia, bahasa Prancis adalah bahasa yang dinamis dan dapat mengikuti perkembangan zaman dengan baik. Karenanya, bahasa Prancis lebih baik digunakan daripada bahasa asing.

"Bahasa kami dapat diekspresikan terus-menerus dalam realitas sehari-hari. Juga mengikuti zaman sesuai perkembangan sains dan teknologi," ujar Jean-Marc .

Surat perintah Jean-Marc ini keluar setelah para menteri menggunakan istilah Silver Economy atau Ekonomi Perak untuk menamai program ekonomi Perancis.

Menteri Pembaruan Industri Arnaud Montebourg, sebelumnya pernah mengumumkan program untuk mengelompokkan bisnis terkait dengan warga lanjut usia ke dalam sektor perekonomian yang disebutnya sebagai Silver Economy. (Riz)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya