Israel Akui Serang Ambulans di Gaza Usai Tim Penyelamat Sipil Hilang Kontak

Serangan terhadap petugas medis, rumah sakit, dan ambulans merupakan kejahatan perang.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 29 Mar 2025, 16:50 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2025, 16:50 WIB
Warga Gaza Balik ke Pengungsian
Serangan Israel menyasar berbagai lokasi seperti utara Gaza, Kota Gaza dan Deir al-Balah, Khan Younis dan Rafah di pusat dan selatan Jalur Gaza. (Bashar TALEB/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Tel Aviv - Militer Israel mengakui menembaki ambulans di Jalur Gaza setelah mengidentifikasi kendaraan-kendaraan tersebut mencurigakan. Hamas mengutuk tindakan ini sebagai kejahatan perang yang menyebabkan setidaknya satu orang tewas.

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu lalu di kawasan Tal al-Sultan, Kota Rafah, di dekat perbatasan Mesir.

Serangan darat kembali oleh pasukan Israel ke Rafah dimulai pada 20 Maret, dua hari setelah mereka melanjutkan serangan udara di Jalur Gaza, pasca gencatan senjata hampir dua bulan. 

Dalam pernyataannya kepada AFP, militer Israel mengklaim mereka menembak kendaraan-kendaraan Hamas dan membunuh beberapa anggota kelompok itu.

"Beberapa menit kemudian, kendaraan lain mendekat dengan cara mencurigakan membuat pasukan Israel merepons dengan melepas tembakan, yang menyebabkan tewasnya beberapa teroris Hamas dan Jihad Islam," kata militer Israel.

Militer Israel tidak menjelaskan apakah ada tembakan yang datang dari kendaraan-kendaraan tersebut.

Setelah penyelidikan awal, menurut militer Israel, diketahui bahwa beberapa kendaraan yang ditembak tersebut ternyata adalah ambulans dan mobil pemadam kebakaran. Israel mengutuk apa yang disebutnya sebagai "penggunaan berulang" ambulans oleh "organisasi teroris di Jalur Gaza untuk tujuan teroris".

Promosi 1

Mendapat Jawaban

Warga Gaza Balik ke Pengungsian
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan banyak korban tewas merupakan anak-anak. (Bashar TALEB/AFP)... Selengkapnya

Sehari setelah kejadian (penembakan ambulans), pihak pertahanan sipil Jalur Gaza mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak mendapat kabar/tidak bisa menghubungi tim penyelamat yang terdiri dari enam orang dari daerah Tal al-Sultan. Tim ini sebelumnya dikirim untuk menangani korban jiwa dan luka-luka.

Pada Jumat (28/3), pihak pertahanan sipil Jalur Gaza melaporkan bahwa mereka menemukan jasad ketua tim penyelamat beserta kendaraan penyelamat —sebuah ambulans dan mobil pemadam kebakaran— yang hancur. Mereka juga menyatakan sebuah kendaraan milik Palang Merah Palestina (Red Crescent) yang terlibat dalam misi penyelamatan hancur total hingga hanya menyisakan rongsokan besi.

Basem Naim, anggota biro politik Hamas, menuduh Israel melakukan "pembantaian brutal dan sengaja" terhadap tim pertahanan sipil dan Palang Merah Palestina di Kota Rafah.

"Pembunuhan sengaja terhadap petugas penyelamat—yang dilindungi hukum kemanusiaan internasional—adalah pelanggaran berat Konvensi Jenewa dan sebuah kejahatan perang," tegasnya.

Kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Tom Fletcher menyatakan bahwa sejak 18 Maret, serangan udara Israel di kawasan padat penduduk telah menewaskan ratusan anak-anak dan warga sipil lainnya.

"Pasien tewas di ranjang rumah sakit. Mobil ambulans menjadi sasaran tembak. Para petugas medis pertama yang tiba di lokasi dibantai," tegasnya dalam pernyataan resmi. "Selama prinsip-prinsip dasar hukum kemanusiaan masih diakui, sudah menjadi kewajiban komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan nyata guna menjamin penegakannya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya