Liputan6.com, Jakarta - Salar de Uyuni, atau disebut juga Salar de Tunupa, adalah gurun garam terbesar di dunia yang terletak di barat daya Bolivia, di dataran tinggi Altiplano Andes, dekat perbatasan dengan Chili. Gurun garam ini membentang sekitar 4.000 mil persegi atau sekitar 10.400 kilometer persegi, menjadikannya salah satu lanskap paling mencolok dan menakjubkan di planet ini.
Salar de Uyuni berada di ketinggian sekitar 3.650 meter atau sekitar 11.980 kaki di atas permukaan laut. Menurut laman resmi Live Science pada Selasa (15/04/2025), gurun ini diyakini terbentuk sebagai hasil transformasi dan penguapan dari beberapa danau prasejarah, termasuk Danau Minchin yang pernah menutupi wilayah ini sekitar 30.000 hingga 40.000 tahun lalu.
Datarannya tertutup oleh kerak garam setebal beberapa meter yang menciptakan permukaan luar biasa datar dan reflektif, terutama saat musim hujan. Ketika tertutup lapisan tipis air, dataran ini berubah menjadi cermin raksasa alami yang dapat memantulkan langit dengan sempurna, menciptakan ilusi optik yang spektakuler.
Advertisement
Baca Juga
Selain keindahan visualnya, Salar de Uyuni juga memiliki nilai ilmiah dan ekonomi yang sangat tinggi. Permukaan dataran yang sangat rata, dengan variasi ketinggian kurang dari satu meter di seluruh area seluas ribuan kilometer persegi, menjadikannya lokasi ideal untuk kalibrasi instrumen satelit oleh lembaga antariksa seperti NASA.
Keakuratan refleksi dan datarannya yang konsisten memungkinkan pengukuran yang sangat presisi. Salar de Uyuni juga mengandung sumber daya alam yang sangat penting, litium.
Unsur kimia ini merupakan komponen utama dalam baterai isi ulang, termasuk untuk kendaraan listrik dan perangkat elektronik. Salar de Uyuni mengandung lebih dari 9 juta ton litium, atau sekitar 50 hingga 70 persen dari cadangan litium global yang diketahui.
Â
Kandungan Litium
U.S. Geological Survey memperkirakan kandungan litium yang dapat ditambang secara ekonomis mencapai 5,4 juta metrik ton. Litium ditemukan dalam air garam (brine) di bawah lapisan garam, bercampur bersama natrium, kalium, dan magnesium.
Ekstraksi litium dari Salar de Uyuni dilakukan melalui proses penguapan, di mana air garam dipompa ke permukaan dan dibiarkan menguap di kolam buatan, menyisakan mineral berharga. Secara geologis, kerak garam Salar de Uyuni tergolong tipis dibandingkan dengan dataran garam lainnya, seperti Salar de Atacama di Chili yang memiliki ketebalan mencapai 1.000 meter.
Di Uyuni, kerak garam hanya berkisar antara 3 hingga 10 meter, terdiri dari beberapa lapisan yang terbentuk melalui siklus penguapan dan pengendapan mineral yang berlangsung selama ribuan tahun. Salah satu fenomena alam yang menakjubkan dari Salar de Uyuni adalah terbentuknya pola heksagonal atau sarang lebah di permukaannya.
Menurut studi ilmiah, pola ini muncul akibat pergerakan air asin di bawah kerak garam, melalui proses yang disebut arus konveksi. Air asin yang lebih padat dan berat tenggelam ke bawah, sementara air yang lebih ringan naik ke permukaan, menciptakan pusaran kecil yang berdekatan satu sama lain.
Ketika pusaran-pusaran ini saling bertemu, mereka membentuk pola geometris alami yang menyerupai heksagon.
(Tifani)
Advertisement
