PM Australia Menyesali Penyadapan SBY, Tapi Tetap Tak Minta Maaf

"Ini sungguh waktu 'Tim Australia'. Kita perlu menjalani ini bersama," tambah Abbott.

oleh Eko Huda Setyawan diperbarui 21 Nov 2013, 08:41 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2013, 08:41 WIB
tony-abbott-131121b.jpg
Perdana Menteri Australia Tony Abbott menyatakan menyesal atas penyadapan yang dilakukan intelijen negaranya terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun tetap saja, dia tidak mau meminta maaf atas penyadapan itu.

"Saya ingin mengungkapkan di sini, di ruangan ini, penyesalan saya yang dalam dan tulus tentang hal yang memalukan Presiden dan Indonesia karena pemberitaan media baru-baru ini," kata Abbott di hadapan Parlemen Australia dikutip laman ABC, Kamis (21/11/2013).

Soal penyadapan ini, SBY juga telah mengirim surat resmi kepada Abbot untuk meminta penjelasan secara resmi. Terkait hal itu, Abbott berjanji akan menanggapinya dengan cepat dan penuh sopan santun.

[baca: SBY Kirim Surat ke PM Australia Tony Abbott]

Penyadapan ini terjadi di masa yang telah lampau, 2009. Masa itu memang bukan masa kepemimpinan Partai Liberal seperti sekarang. Masa itu Partai Buruhlah yang berkuasa. "Ini sungguh waktu 'Tim Australia'. Kita perlu menjalani ini bersama," tamabah Abbott.

Penyadapan yang terungkap itu terjadi pada periode Agustus 2009. Tak hanya SBY, telepon Ani Yudhoyono juga disadap intelijen Australia. Demikian pula dengan 8 pejabat lain. (Eks/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya