Liputan6.com, London Marah besar bisa membuat seseorang mudah bersumpah serapah. Pelepasan emosi ini ternyata baik untuk seseorang. Teori tersebut disajikan dalam Konferensi Psychological Society di Birmingham, Inggris.
Para peserta diberi mainan komputer yang agresif dan diminta memegang segelas air dingin. Kemudian peserta diminta mengingat lebih banyak kata-kata kotor setelah sesi permainan.
Baca Juga
Psikolog bersikeras, seseorang lebih sering bersumpah ketika marah. Namun, penelitian menunjukkan, ucapan dengan kata-kata kotor sesekali menjadi mekanisme yang membuat seseorang merasa lebih tangguh dan kuat. Ini menunjukkan alasan bahwa bersumpah jauh lebih rumit dibandingkan bertindak kasar.
Advertisement
Psikolog di Keele University, Staffordshire, berusaha memahami alasan kita bersumpah dan apa yang dilakukan ke otak.
Pada studi atas video game, peneliti mengatakan bahwa peserta diminta mengingat kata-kata sumpah yang diucapkan sebelum dan sesudah bermain. Sebelumnya, peserta hanya bisa mengingat rata-rata tujuh kata. Tapi setelah bermain naik menjadi delapan.
Menurut Dosen Senior Dr Richard Stephens, video game membuat orang merasa lebih agresif sehingga bahasa mereka menjadi lebih emosional dan mereka bersumpah.
"Kita ingin menggunakan lebih banyak kata kasar saat emosi meluap. Kita tumbuh dengan mempelajari kata-kata ini dan menggunakan kata-kata tersebut saat emosi meluap yang bisa membantu kita merasa lebih kuat," kata Dr Stephens seperti dilansir MailOnline, Senin (12/5/2014).
Ia menjelaskan, beberapa kata memang terdengar lebih kasar dibanding yang lain, tapi efeknya bisa lebih hebat dan kata-kata semakin kuat. Yang perlu diingat, tak semua orang setuju bahwa sumpah serapah merupakan pelepasan emosional yang berbahaya.
"Stereotip orang-orang yang bersumpah memiliki IQ rendah itu tidak jelas dan salah. Ini adalah bahasa yang sangat emosional," kata Dr Stephens.
Namun, ia memperingatkan. "Semakin sering seseorang bersumpah, maka semakin kurang efektif," katanya.