Beda Usia Beda Juga Stimulasi untuk Anak

Anak membutuhkan stimulasi yang tepat sesuai usianya apabila kita berbicara tentang kualitas tumbuh kembang anak.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Jun 2014, 16:42 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2014, 16:42 WIB
Beda Usia Beda Juga Stimulasi pada Anak
Anak membutuhkan stimulasi yang tepat sesuai usianya apabila kita berbicara tentang kualitas tumbuh kembang anak.

Liputan6.com, Jakarta Anak membutuhkan stimulasi yang tepat sesuai usianya apabila kita berbicara tentang kualitas tumbuh kembang anak. Beda usia, beda pula stimulasi yang dibutuhkan bagi perkembangan otak dan kecerdasan si buah hati.

Demikian penjelasan yang disampaikan Psikolog Anak dan Keluarga, Roslina Verauli dalam acara `Bebenutri Plus Untuk Bantu Optimalkan Asupan Gizi Anak` di Bunga Rampai, Jakarta, Rabu (11/6/2014)

Pada tahap usia 0 sampai 1 tahun, orangtua harus memberikan stimulasi berupa sensoris-motor berupa pengucapan seperti `Selamat pagi`, `Ci Luk Ba`, dan `Good Morning`. Menurut Roslina, cara ini perlu karena anak akan merekam kata demi kata yang dilontarkan oleh ibu atau ayah.

"Nah, saat usia 0 sampai 2 tahun berikan stimulasi berupa konsep berbahasa. Kemampuan bahasa si anak diajarkan. Dan stimulasi yang diberikan dalam konsep bentuk, warna, dan lain-lainnya," kata Roslina menerangkan.

Lebih lanjut Roslina menerangkan, saat anak berusia 5 sampai 6 tahun, mereka sudah sampai pada periode emas tumbuh dan kembangnya. Pada usia ini, otak anak yang terdiri dari 100 miliar sel mulai bertugas untuk menyimpan dan menyampaikan info yang didapatnya.

"Diadaptasi dari Thompson & Nelson dalam Laura E. Berk 2012, ditemukan fakta bahwa 50 persen kapasitas otak terbentuk di usia 5 sampai 6 tahun. Inilah golden periode seorang anak," kata dia menjelaskan.

Dalam kesempatan itu wanita yang kini tengah mengandung 8 bulan menerangkan, tidak hanya stimulasi, si buah hati pun membutuhkan pendekatan pengasuhan yang hangat dan penuh cinta. Orangtua diharapkan mampu menjalankan tugasnya demi pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-anaknya.

"Orangtua itu harus asuh dengan memenuhi kebutuhan nutrisi anaknya. Orangtua juga harus asah, dengan memberikan stimulasi yang memadai, dan orangtua pun harus asih, memberikan pengasuhan sepenuh hati dengan kasih sayang," kata dia menjelaskan.

Berbasis perkembangan emosi dan keterampilan sosial yang optimal, si buah hati diharapkan kelak tumbuh sebagai anak yang mandiri sekaligus berbudi pekerti luhur atau well rounded child.

Orangtua, jelas Roslina, membutuhkan dukungan tanpa batas dalam menjalankan perannya yang selalu berubah seiring usia perkembangan si buah hati.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya