Marshanda Derita Skizofrenia?

Tanpa obat yang harus dikonsumsi Marshanda rutin, berakibat pada sikapnya yang berubah seperti orang yang merasa diri selalu benar

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Agu 2014, 16:30 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2014, 16:30 WIB
Ilustrasi Marshanda
Ilustrasi Marshanda (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta Sifat meletup-letup yang diperlihatkannya, membuat masyarakat berpikir bahwa Marshanda menderita gangguan jiwa. Terlebih, sang ibu, mengatakan, sikap sang anak berubah saat Marshanda tidak lagi meminum obat yang diberikan dokter sejak empat bulan lalu.

"Saya bicara dengan dokter yang merawat Chacha sejak 2009. Dokter bilang, Chacha tidak minum obat sejak beberapa bulan lalu," kata Riyanti Sofyan saat menggelar jumpa pers di kediamannya di Jalan Lembang Nomor 62, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/8/2014)

Tanpa obat yang seharusnya dikonsumsi Marshanda secara rutin, berakibat pada sikapnya yang berubah seperti orang yang merasa dirinya selalu benar. Ujung-ujungnya, semua orang yang dirasa berlawanan dengan dirinya akan dimusuhi.

Memang, tidak mudah untuk mengetahui apa yang sebenarnya diderita dari pemeran Lala di sinetron `Bidadari` tersebut. Psikolog mengatakan, tidak mudah juga untuk menebak apakah Marshanda menderita Bipolar atau tidak.

Lantas, bila bukan menderita Bipolar, apakah mantan istri Ben Kasyafani ini menderita Skizofernia? Mengingat Marshanda harus meminum obat, dan akan menjadi sosok pemberontak bila rutinitas tersebut harus dihentikan.

Bila memang benar Marshanda menderita Skizofernia, maka apa yang dilakukan Rianty Sofyan sebagai ibu sudah sangatlah tepat.

Apa itu Skizofrenia?



Apa sebenarnya Skizofernia?

Skizofernia adalah gangguan otak yang memengaruhi cara seseorang dalam bertindak, berpikir, dan melihat dunia secara luas. Orang dengan Skizofernia memiliki perubahan persepsi tentang realitas, dan kerap merasa rugi bila berhadapan langsung dengan realitas tersebut.

Mereka percaya bahwa orang lain akan berusaha untuk menyakitinya, atau merasa seperti diawasi terus menerus. Bahkan, orang dengan Skizofernia dapat menarik diri dari dunia luar, atau bertindak dalam kebingungan dan ketakutan.

Sejumlah kasus Skizofernia muncul di akhir usia remaja atau di awal usia dewasa. Namun, Skizofernia dapat muncul untuk pertama kalinya pada usia pertengahan. Dalam kasus yang jarang terjadi, Skizofernia bisa memengaruhi anak-anak dan remaja, meski gejalanya sedikit berbeda.

Memang, Skizofernia merupakan gangguan yang cukup kronis. Tapi, tersedia bantuan bagi penderitanya. Dengan dukungan, pengobatan, dan terapi, banyak orang dengan Skizofrenia dapat hidup memuaskan. Namun, ini akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan bila langsung diobati saat diagnosa awal.

Tapi, bila telat dalam hal pengobatan, dan tidak disiplin dalam melakukannya, maka akan berakibat fatal bagi penderitanya.

Gejala Skizofrenia

Gejala Skizofrenia

Dikutip dari Psychcentral, Sabtu (9/8/2014) ada lima jenis gejala karakteristik Skizofrenia; delusi, halusinasi, bicara tidak teratur, perilaku tidak teratur, dan apa yang disebut dengan gejala `negatif`. Namun, tanda-tanda dan gejala Skizofrenia bervariasi masing-masing individu. Baik itu dalam pola dan tingkat keparahannya.

Disebut juga bahwa tidak setiap orang dengan Skizofrenia memiliki semua gejala, dan gejala-gejala itu juga dapat berubah dari waktu ke waktu.

Delusi



Delusi (khayalan)

Delusi begitu umum pada Skizofrenia, dan terjadi pada lebih dari 90 persen dari mereka yang memiliki gangguan tersebut. Seringkali, delusi ini melibatkan pemikiran yang tidak logis, aneh, dan terlalu fantasi.

Halusinasi



Halusinasi

Halusinasi adalah suara atau sensasi lain yang dialami para penderita Skizofrenia, dan itu kerap dianggap nyata oleh mereka. Dari lima indera yang ada pada manusia, halusinasi pendengaran yang paling umum di Skizofrenia. Halusinasi visual pun relatif umum terjadi.

Penelitian menunjukan bahwa halusinasi pendengaran terjadi ketika orang salah menafsirkan sendiri apa yang diterimanya.

Halusinasi Skizofrenia biasanya berarti bagi mereka yang mengalaminya. Banyak sekali suara-suara dari seseorang yang mereka kenal. Paling umum, suara-suara kritis, vulgar, atau kasar. Halusinasi juga cenderung lebih buruk ketika orang itu sendiri.

Bicara tak teratur



Bicara tidak teratur

Pemikiran terfragmentasi adalah karakteristik dari Skizofrenia. Secara eksternal, hal itu dapat diamati ketika orang tersebut sedang berbicara. Orang dengan Skizofrenia cenderung mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, dan mempertahankan pemikiran yang dimilikinya.

Mereka akan menanggapi suatu masalah dengan jawaban yang tidak terkait. Dimulai dengan satu topik dan berakhir di tempat yang sama sekali berbeda, berbicara tidak jelas, atau mengatakan hal-hal yang tidak logis.

Perilaku tak teratur



Perilaku tidak teratur

Skizofrenia mengganggu aktivitas yang ditujukan padanya, menyebabkan gangguan dalam kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri, bekerja, dan berinteraksi dengan orang lain.

Gejala negatif

Yang disebut dengan `negatif` pada Skizofrenia adalah mengacu pada tidak adanya perilaku yang normal dan ditemukan pada orang sehat.


Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya