Liputan6.com, Jakarta Tidak terbesit rasa kesal dalam benak Nafsiah Mboi saat dijuluki Ratu Kondom oleh sejumlah pihak sewaktu masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Menurutnya, enam tahun berkecimpung di Komisi Penanggulangan AIDS, membuat Nafsiah terbiasa dan tidak marah ketika ada orang menjulukinya seperti itu.
"Kesal? Saya sudah biasa. Saya sudah lama berurusan dengan hal seperti ini. Dari zaman HIV-AIDS itu masih distigma, kondom juga masih distigma, seks saja tidak boleh diomongin, tapi saya ngomong terbuka saja. Jadi, saya sudah biasa saja," kata Nafsiah Mboi kepada sejumlah jurnalis di Restoran Tesate, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2014)
Bahkan saat `markas` Nafsiah Mboi di Jalan H.R Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, diserbu oleh pihak yang mengatasnamakan Front Pembela Islam beberapa waktu lalu, wanita Bugis yang terkenal keras justru mengajak sejumlah orang dari FPI untuk duduk bersama, dan membicarakan yang sebenarnya terjadi.
"Saya katakan kepada mereka `Maaf jika ibu bapak ini tidak senang dengan pernyataan saya. Saya berjanji tidak pernah ngomong seperti itu. Kalau tidak percaya, saya bisa menunjukan video wawancaranya`. Namun begitu, saya bersedia mendengarkan apa yang mereka keluhkan, dan saya memberikan kesempatan kepada mereka untuk ngomong," kata Nafsiah menambahkan.
Ketika mereka selesai mengeluarkan keseluruhan uneg-unegnya, lanjut Nafsiah, barulah secara gamblang Nafsiah menceritakan situasi yang sebenarnya terjadi.
Menurut Nafsiah, dia mengatakan kepada FPI bahwa ada enam sampai delapan juta pria di Indonesia membeli seks secara bebas. Selain itu, mereka juga enggan untuk mengenakan kondom, padahal tahu bahaya yang akan didapat bila itu dibiarkan begitu saja.
"Iya, dong. Kalau tidak mau pakai kondom, akhirnya terjadi penularan. Bukan hanya dia yang terinfeksi, tapi perempuan berikutnya terinfeksi, istri dan anaknya juga terinfeksi," kata Nafsiah menceritakan.
Dilanjutkan Nafsiah Mboi, kondisi semacam ini tidak dapat dihentikan begitu saja, kecuali menggunakan kondom.
Energi & Tambang