Liputan6.com, Jakarta Past Life Regression atau PLR adalah salah satu cara dalam hipnoterapi dengan memasuki kehidupan masa lalu kehidupan seseorang sebelum kehidupannya saat ini.
Meskipun metode ini bisa dilakukan sendiri dengan cara self hypnosis, namun sebaiknya PLR dilakukan dalam bimbingan seorang hipnoterapis profesional. Itupun harus selalu dalam konteks yang sesuai dengan tujuan terapi, yaitu kesembuhan atau peningkatan kualitas diri yang membaik. “Mengapa demikian?”
Baca Juga
PLR hanya bisa dilakukan ketika seseorang berada dalam keadaan “full sampai profound somnambulism”. Ini adalah level hipnosis terdalam menurut skala “Harry Arons”.
Advertisement
Dalam level ini, pikiran sadar benar-benar pasif dan tidak mengintervensi memori pikiran bawah sadar yang muncul. Ingatan bawah sadar akan kehidupan masa lampau bisa dipercaya dalam level ini.
Kita tidak tahu menjadi apa dan kapan kita pernah hidup dalam kehidupan lampau. Dan itu bukanlah hal penting yang harus dipikirkan. Pengalaman kehidupan Masa lampau menjadi berarti ketika itu menjadi petunjuk untuk menemukan akar masalah seseorang yang mesti diatasi.
Oleh sebab itu, PLR selalu dikaitkan dengan tujuan proses dilakukannya terapi. Tanpa dikaitkan dengan tujuannya, PLR tidak mempunyai arti apapun untuk kesembuhan atau peningkatan diri seseorang.
Ada atau Tidak
Ada atau Tidak
Namun, apakah past life itu sungguh ada atau tidak? Untuk menjawabnya, pertama kita harus membedakan dulu antara Past life sebagai sebuah peristiwa, dan past life sebagai sebuah teknik hipnoterapi.
Past life sebagai peristiwa, jawabannya berpulang pada “sistem kepercayaan” seseorang. Dan “sistem kepercayaan” ini sangatlah personal. Saya katakan “ada”, tetapi jika “sistem kepercayaan” Anda secara personal mengatakan “tidak”, maka Past Life itu menjadi tidak ada.
Past life sebagai teknik tidak berfokus pada peristiwanya melainkan pada efek terapeutiknya. Kadangkala, sistem kepercayaan klien tidak bisa menerima peristiwa dalam past life tetapi karena efek terapeutik dari Past life dirasakannya, ia bisa menerima Past life sebagai bagian dari solusi yang selama ini ia cari.
Bahkan dalam banyak kasus, seringkali akar masalahnya justru bersumber di Past life.
Kapan sebaiknya PLR dilakukan? Tidak ada patokan khusus di sesi ke berapa dalam terapi PLR dilakukan. Namun sebaiknya PLR dilakukan sebagai alternatif terakhir ketika masih dirasa akar masalah belum ditemukan.
Namun PLR juga bisa dilakukan ketika ada pertanyaan-pertanyaan yang mencuat dalam diri klien berkaitan dengan masalah keadilan, identitas diri ataupun makna hidup. Dengan melihat Past life-nya diharapkan ia akan lebih bijaksana dalam menyikapi hidup.
Contoh, saya pernah menerapi seseorang yang selalu gagal dan tertipu dalam menjalankan bisnis. Ia merasa bahwa dirinya selalu tulus dalam berbisnis dan tidak berniat menipu.
Dengan Past life ditemukan bahwa di kehidupan lampau ia adalah seorang pengusaha sukses tetapi sangat pelit terhadap karyawannya. Dan kebijaksanaan yang ada dalam dirinya mengatakan bahwa setelah meyadari hal ini, ikatan peristiwa masa lampau itu baru terputus ketika ia mohon maaf pada karyawannya di masa lampau, dan ia juga memaafkan dirinya sendiri.
Sekarang, klien tersebut sedang merintis bisnis baru dan nampaknya bisnisnya sedang menuju ke arah yang lebih baik. Di sini cukup jelas, klien bisa melihat rangkaian peristiwa dalam past life-nya sebagai peristiwa yang menjadi akar masalahnya, sekaligus menjadi cara pemecahan masalahnya.
Heri Siswanto C.ht.,
Hipnoterapis
Advertisement