Pusat Perawatan Ebola Khusus Ibu Hamil Dibuka

Amal kesehatan Medecins Sans Frontieres (MSF) merupakan yang pertama kalinya membuka perawatan ebola khusus untuk ibu hamil di Sierra Leone.

oleh Melly Febrida diperbarui 15 Jan 2015, 15:39 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2015, 15:39 WIB
Ilustrasi Virus Ebola
Ilustrasi Virus Ebola (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Freetown Penyakit ebola menyerang tak mengenal jenis kelamin. Ibu hamil pun bisa tertular. Namun, kini para ibu hamil yang terinfeksi bisa memeriksakan dirinya.

Amal kesehatan Medecins Sans Frontieres (MSF) merupakan yang pertama kalinya membuka perawatan ebola khusus untuk ibu hamil di Sierra Leone, Freetown.

MSF menyebutkan, tingkat kematian ibu hamil sangat tinggi dan petugas kesehatan yang merawat mereka, terutama saat melahirkan atau keguguran sangat rentan terkena virus.

Klinik ebola MSF ini didirikan di pinggiran kota, di salah satu sekolah menengah paling bergengsi Methodist Boys High School, di Kissy.

Sekolah ini telah ditutup selama berbulan-bulan sehingga ruang kelas kosong. Tempat bermain sekolah itu menjadi pusat perawatan MSF di Sierra Leone. Apabila beroperasi, klinik ini akan memiliki 80 tempat tidur dan hanya mengobati wanita hamil yang dicurigai terkena ebola.

Lumatu Samura salah satu warga yang mendatangi klinik. Ia membawa keponakannya Mamusu yang hamil delapan bulan. Lumatu baru-baru ini telah pulih dari Ebola. Tapi ia memilih menemani Mamusu yang sedang sakit.

Lumatu termasuk pasien ebola yang selamat dengan sangat istimewa. Kini ia kebal terhadap virus ebola sehingga aman dekat dengan Mamusu. Tapi, ia merupakan salah satu dari segelintir orang di dunia yang pulih dari ebola ketika sedang hamil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Keguguran Jadi Kebal Ebola

Keguguran Jadi Kebal Ebola


Seperti dilansir BBC, Kamis (15/1/2015), Lumatu menceritakan penderitaannya saat kena ebola dari jarak 3 meter (zona ebola). Ia harus merelakan kehilangan bayinya di awal kehamilannya.

"Saya demam di rumah dan sendi saya sakit,

"Ayah saya tahu ia tak bisa menjaga saya di rumah. Jadi dia mengantar saya ke sini (pusat perawatan).

"Saya mengalami pendarahan selama dua jam. Tak ada seorang pun yang menyentuh saya.

"Setelah pendarahan, saya merasa diberi infus. Saya mulai merasa jauh lebih baik. Sekarang saya sembuh. Tapi saya harus tinggal dan merawat adik saya," katanya.

Enam wanita hamil telah diterima di MSF Prince of Wales Treatment Centre pada 10 Desember. Hanya Lumatu yang cepat pulih.

"Sayangnya, wanita hamil sangat berisiko meninggal akibat Ebola dan komplikasi yang berhubungan dengan Ebola," kata Dr Greg McAnulty, salah satu yang merawat Lumatu.

"Alasannya tampaknya berhubungan dengan kelahiran atau janin yang meninggal di awal kehamilan.

"Prognosis untuk janin mengerikan, dan tampaknya ada konsentrasi virus di dalamnya. Jadi, ketika bayi lahir hidup, mereka cenderung tidak bertahan hidup."

Melahirkan bayi yang ibunya terkena ebola sangat berbahaya. Viral ebola ada di plasenta dan janin, serta cairan di sekitarnya. Bahkan jika wanita itu telah pulih.

Dr Benjamin Hitam, seorang dokter obstetri di MSF menjelaskan, sangat sedikit yang diketahui tentang ebola dan kehamilan.

"Virus ebola tertarik dengan sel tertentu dalam tubuh. Plasenta kebetulan banyak sel dan sel itu bisa berkembang biak.. karena Anda mendapatkan virus ebola dalam jumlah yang tinggi di plasenta dan itu menyeberang ke bayi," ujarnya.

Seperti diketahui, menurut penelitian di Republik Demokratik Kongo, 95 persen wanita hamil meninggal. Dan tak ada anak yang lahir dari ibu yang positif ebola atau janin dari ibu yang meninggal selamat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya